Items filtered by date: April 2022
18 April 2022 In Iswadi Syahrial Nupin

Setiap orang yang bekerja di kantor pasti akan mengalami stress kerja. Tak terkecuali Pustakawan. Perubahan software penginputan data koleksi lama digantikan yang terbaru membuat pustakawan harus kembali mempelajari aturan input data baru agar dapat bekerja dengan baik. Bagi digital immigrant yang kurang ahli atau tidak memiliki interes untuk belajar penginputan data, otomatis membuat yang bersangkutan mengalami stres kerja. Stres kerja juga terjadi akibat beban kerja yang meningkat karena tanggung jawab yang besar atau memaksakan diri untuk mencapai target tertentu untuk mencapai tujuan organisasi.

Yoder dan Staudohar (1982) mendefinisikan job stress refers to a physical or psychological deviation from the normal human state that is caused by stimuli in the work environment. Kurang lebih memiliki arti yakni suatu tekanan akibat bekerja juga akan mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi fisik seseorang, di mana tekanan itu berasal dari lingkungan pekerjaan tempat individu tersebut berada. Emosi ini terbentuk kemungkinan berasal dari job burn out. Job burn out adalah perasaan lelah saat harus bekerja atau melakukan hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan. Rasa lelah bekerja ini bisa jadi berbentuk fisik maupun emosional yang melibatkan berkurangnya perasaan bangga dan puas atas capaian yang dihasilkan dalam pekerjaan. Proses berfikir yang terlalu rumit dan njelimet membuat kondisi otak menjadi lelah. Disamping itu juga lantaran yang bersangkutan memiliki penyakit bawaan ditambah lagi beban kerja yang meningkat membuat yang bersangkutan stress.

Dilansir dari Accurate Online, manajemen stress adalah suatu cara atau metode penanganan gangguan psikologis yang ditujukan untuk mengendalikan tingkat stress individu, khususnya stres kronis. Beberapa ahli ada yang menjelaskan bahwa manajemen stress adalah suatu kemampuan dalam menggunakan sumber daya manusia secara efektif untuk bisa mengelola dan juga mengatasi gangguan serta kekacauan mental serta emosional yang terjadi karena adanya respon atau tanggapan.

Menyigi manajemen stres bertujuan untuk memperbaiki kualitas hidup yang lebih baik. Secara umum, stress mampu mempengaruhi cara pikir dan emosi setiap orang. Bila tekanan yang dialami oleh seseorang ternyata sangat besar, hal tersebut akan mengancam kemampuan setiap orang dalam menghadapi kondisi dan situasi dari lingkungannya.

Faktor penyebab stres kerja dapat dibagi menjadi dua yaitu penyebab stres dari internal maupun eksternal. Berikut ini dijelaskan penyebab stres internal (dalam diri) :

Pertama, Workaholic (Gila Kerja). Workholic adalah orang yang melakukan pekerjaan secara kompulsif dan sangat kerap mengorbankan waktu tidur serta keluarganya sehingga mengakibatkan tekanan dalam jiwanya.

Kedua, Fixed Mindset, yakni mereka yang memiliki pikiran sempit dan kaku. Umumnya mereka memiliki banyak pikiran dan kaku atau tidak berpikir sama sekali secara normal.

Ketiga, Pikiran Negatif, hal tersebut ditandai dengan adanya cara pikir yang pesimistis, berlebihan mengkritik diri sendiri dan menganalisis sesuatu secara berlebihan.

Keempat, Gaya hidup dan juga kebiasaan buruk, seperti begadang, minum alkohol, kafein, perokok, dan sebagainya.

Adapun faktor penyebab stres eksternal (luar diri) yaitu :

Pertama, Peristiwa penting yang terjadi dalam hidup seseorang, seperti meninggalnya orang yang dikasihi, kehilangan pekerjaan, perceraian, putus cinta, dan sebagainya.

Kedua, Adanya interaksi sosial, seperti perlakukan kasar dari orang lain, sikap agresif dari orang lain, intimidasi dari pihak yang lebih berkuasa, dan sebagainya

Ketiga, Di dalam perusahaan, seperti deadline pekerjaan yang ketat, intimidasi dari pihak atasan atau rekan kerja, peraturan yang terlalu kaku, dan sebagainya.

Keempat, Kecerobohan sendiri, seperti lupa menyimpan kunci, lupa mematikan listrik, rusaknya peralatan, dan sebagainya.

Agar stres kerja dapat di manage dengan baik oleh pustakawan ada beberapa langkah yang harus dilakukan :

Pertama, Melakukan Pendekatan Individual. Pendekatan individual sangat diperlukan untuk menentukan keberhasilan manajemen stress di dalam suatu Perpustakaan. Ada baiknya dilakukan penerapan manajemen waktu secara baik dan tepat, meningkatkan waktu olahraga, melatih diri agar lebih rileks, memperluas sosialisasi.

Kedua, Melakukan Pendekatan Organisasional. Pendekatan organisasional dilakukan untuk mengelola stress di Perpustakaan. Umumnya dilakukan dengan cara :

a)      Membuat iklim Perpustakaan yang lebih mendukung

b)      Meminimalisir konflik antara sesama staf Perpustakaan.

c)      Menetapkan tujuan organisasi secara lebih realistis

d)      Mengatur job description para Pustakawan

e)      Melakukan perbaikan komunikasi dari dalam Perpustakaan

Ada beberapa langkah yang dilakukan untuk menerapkan manajemen stres di Perpustakaan :

Pertama, Identifikasi Perilaku dan Kebiasaan yang Bisa Menyebabkan Stress. Stress yang terjadi di lingkungan kerja tidak hanya terjadi karena adanya pekerjaan yang menumpuk dan tidak bisa terselesaikan saja. Tapi, stress juga bisa disebabkan karena permasalahan yang ada di rumah, seperti adanya konflik dengan teman, anggota keluarga, hutang yang besar, atau masalah lainnya. Berbagai teori psikologi mengatakan stress dapat diatasi dengan menulis atau bercerita pada pimpinan. Pimpinan Sumber Daya Manusia (SDM) mungkin tidak bisa ikut campur dalam kehidupan pribadi Pustakawan, tapi setidaknya dengan bertukar pikiran dapat diketahui solusi dari masalah yang terjadi.

Kedua, Menyediakan Fasiltas Olahraga di Perpustakaan. Ada beberapa Perpustakaan yang menyediakan meja pimpong yang dapat digunakan Pustakawan untuk berolahraga dikala senggang. Cara ini dapat dijadikan saran untuk Kepala Perpustakaan dalam menyediakan fasilitas yang tujuannya mengurangi stres Pustakawan. Dengan adanya fasilitas olahraga, maka Pustakawan akan mampu mengurangi kebiasaan mengatasi stress dengan cara yang tidak sehat seperti minum minuman beralkohol. Olahraga juga diklaim mampu mengatasi fokus dan meningkatkan konsentrasi Pustakawan.

Ketiga, Menyediakan Agenda untuk Outbond. Outbond atau Mancakrida adalah bentuk pembelajaran perilaku kepemimpinan dan manajemen di alam terbuka dengan pendekatan yang unik dan sederhana tetapi efektif karena pelatihan ini tidak sarat dengan teori-teori melainkan langsung diterapkan pada elemen-elemen yang mendasar yang bersifat sehari-hari, seperti saling percaya, saling memperhatikan serta sikap proaktif dan komunikatif.

Pustakawan dituntut mampu memanage stress sehingga sukses dalam menggapai puncak kariernya. Stres tidak diciptakan oleh peristiwa-peristiwa dalam hidupmu tetapi oleh reaksimu terhadapnya. Demikian  quote James Pierce, aktor kondang Amerika Serikat.

12 April 2022 In Iswadi Syahrial Nupin

Perguruan Tinggi merupakan wadah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Pemimpin masa depan suatu bangsa dibentuk melalui perguruan tinggi. Perguruan Tinggi tidak hanya sekedar mengajarkan ilmu eksak dan non eksakta kepada anak bangsa akan tetapi juga turut serta dalam membentuk karakter. Pembinaan karakter yang dilaksanakan di Perguruan Tinggi harus sesuai dengan ideologi berbangsa dan bernegara. Anak bangsa perlu ditanamkan semangat patriotik dan memahami Pancasila serta Undang-Undang Dasar 1945 sebagai pandangan hidup Bangsa Indonesia.

Berdirinya Perpustakaan Perguruan Tinggi seiring dengan berdirinya lembaga induk yang menaunginya. Perpustakaan Perguruan Tinggi yang tertua dalam peradaban Islam adalah Perpustakaan Universitas Qarawiyyin, Perpustakaan Universitas Sankore dan Perpustakaan Universitas Al-Azhar. Berikut ini dijelaskan tentang eksistensi Perpustakaan tersebut dalam Peradaban Islam :

Pertama, Perpustakaan Universitas Qarawiyyin. Dilansir dari Wikipedia Online, Al-Qarawiyyin adalah bagian dari masjid, didirikan pada tahun 859 oleh Fatima al-Fihria, putri seorang pedagang kaya bernama Muhammad Al-Fihri. Keluarga Al-Fihri telah bermigrasi dari Kairouan, Tunisia ke Fez, Maroko pada awal abad ke-9, bergabung dengan komunitas pendatang lainnya dari Kairouan yang telah menetap di sebuah distrik barat kota. Fatima dan kakaknya Mariam, baik dari mereka berpendidikan, mewarisi sejumlah besar uang dari ayah mereka. Fatima berjanji untuk menghabiskan seluruh warisannya pada pembangunan masjid yang cocok untuk komunitasnya. Selain tempat untuk ibadah, masjid segera berkembang menjadi tempat untuk pelajaran agama dan diskusi politik, secara bertahap memperluas pendidikan untuk berbagai mata pelajaran, khususnya ilmu alam. Al-Qarawiyyin memperoleh perlindungan politik kuat dari Sultan. Banyak manuskrip yang disimpan di perpustakaan yang didirikan oleh Sultan Abu Inan Faris dari Dinasti Marinid pada tahun 1349. Di antara naskah yang paling berharga saat ini disimpan di perpustakaan adalah jilid dari yang terkenal Al-Muwatta dari Malik yang ditulis pada perkamen kijang, Sirat Ibn Ishaq, salinan Al Qur'an yang diberikan oleh Sultan Ahmad al-Mansur pada tahun 1602, dan salinan asli dari buku Ibnu Khaldun Al-'Ibar. Di antara mata pelajaran yang diajarkan, di samping Al Qur'an dan Fiqih (hukum Islam), adalah tata bahasa, retorika, logika, kedokteran, matematika, astronomi, kimia, sejarah, geografi dan musik. Al-Qarawiyyin dimainkan, pada abad pertengahan, peran utama dalam pertukaran budaya dan transfer pengetahuan antara Muslim dan Eropa. Pelopor akademisi seperti Ibnu Maimun (Maimonides), Al-Idrissi, Ibnu al-Arabi, Ibnu Khaldun, Ibnu al-Khatib, Al-Bitruji (Alpetragius), Ibnu Hirzihim, dan Al-Wazzan semua terhubung dengan Universitas baik sebagai mahasiswa atau dosen. Di antara cendekiawan Kristen mengunjungi Al-Qarawiyyin adalah tokoh Belgia Nicolas Cleynaerts dan tokoh Belanda Golius. Al-Qarawiyyin masih berfungsi sebagai masjid, perpustakaan, dan universitas, tetapi pelestarian Madinah oleh UNESCO bertujuan untuk mencegah perluasan fisik pada situs aslinya.

Kedua, Perpustakaan Universitas Sankore. Universitas Sankore didirikan pada 989 Masehi. Universitas ini  menyedot perhatian kalangan muda dari berbagai penjuru dunia untuk menimba ilmu di dalamnya. Pada abad ke-12, jumlah mahasiswanya mencapai 25 ribu orang. Padahal, jumlah penduduk Kota Timbuktu di masa itu hanya berjumlah 100 ribu jiwa. Universitas ini diakui  kualitasnya karena lulusannya mampu menghasilkan publikasi berupa buku dan kitab yang berkualitas. Buktinya, baru-baru ini di Timbuktu, Mali, ditemukan lebih dari satu juta risalah. Selain itu, di kawasan Afrika Barat juga ditemukan tak kurang dari 20 juta manuskrip. Informasi dari Understanding Slavery Initiative Online menjelaskan bahwa Masjid Universitas Sankoré dibangun sekitar tahun 1300 M dengan dana dari seorang wanita dari Aghlal, kelompok etnis Tuareg yang religius. Sankoré Quarter yang letaknya di timur laut Timbuktu menjadi tempat tinggal para ulama dan guru. Ditempat itu pula perpustakaan pertama dibangun. Cendekiawan dan raja memperoleh buku selama perjalanan mereka. Mereka juga dibeli buku dari pedagang yang datang dari utara. Sultan Mansa Musa sering kali membeli karya-karya hukum dalam Mazhab Maliki. Dia juga memerintahkan pembangunan Masjid Agung Timbuktu pada tahun 1326. Dilansir pada Regularizacao Fundiara Urbana Online, abad ke-14 hingga abad ke-16, Sankoré adalah pusat beasiswa Islam dalam matematika, sains dan filsafat, dan memiliki salah satu perpustakaan terbesar di dunia (dengan hingga 700.000 manuskrip). Universitas Sankoré mampu menampung 25.000 mahasiswa dan memiliki salah satu perpustakaan terbesar di dunia dengan sekitar 1.000.000 manuskrip.

Ketiga, Perpustakaan Universitas Al Azhar. Dilansir pada Republika Online, nama Perpustakaan Universitas Al Azhar adalah Dar al-‘Ilm (Negeri Berilmu). Penyelenggaraan Dar al-‘Ilm sesungguhnya telah berlangsung sejak era Khalifah al-Hakim dari Dinasti Fatimiyyah. Dia pula yang merintis kegiatan donasi, yang berupa ribuan buku dari rumah pribadinya untuk Dar al-‘Ilm. Perpustakaan tersebut dibuka untuk umum. Katalog bertahun 435 hijriah (1045 M) menunjukkan,  Dar al-’Ilm mengoleksi sebanyak 6.500 buku bertema astronomi, arsitektur, dan filsafat. Pada zaman pemerintahan Al-Muntasir (1036–1094), perkembangannya mulai begitu pesat. Ketika Dinasti Fatimiyyah runtuh, penggantinya hendak menjual semua warisan penguasa terdahulu itu, termasuk buku-buku di Dar al-‘Ilm. Al-Fadhil al-Basyani berhasil menyelamatkan banyak koleksi dari perpustakaan tersebut. Kadi Dinasti Ayyubiyah itu harus membeli kembali buku yang sempat terjual di pasaran. Semua upaya itu dilakukannya lantaran rasa cinta terhadap dunia literasi. Selain itu, al-Basyani juga berjasa menyumbang sekitar 100 ribu buku ke pelbagai madrasah Al-Fadhiliyah yang didirikannya. Pencinta buku lainnya di Kairo adalah Abdus Salam al-Qazwni. Koleksi pribadinya mencapai 40 ribu buku, yang di antaranya merupakan hasil pembeliannya dari istana Dinasti Fatimiyyah. Bahkan, sumber Abu Shama menyebut jumlah koleksinya mencapai dua juta buku.

Eksistensi Perpustakaan Perguruan Tinggi memainkan peran penting dalam peradaban Islam khususnya dalam pembentukan intelektual muslim. Jika dikilas balik kebelakang, inspirasi terbentuknya Perpustakaan Perguruan Tinggi sejatinya berasal dari Bayt El Hikmah yang dikenal dengan nama Rumah Kebajikan. Bayt El Hikmah mulanya adalah Perpustakaan Pribadi milik Khalifah Harun Ar Rasyid (766-809. Dimasa pemerintahan Al Ma’mun (813-833), koleksi Perpustakaan ini dilayankan kepada khalayak khususnya para ilmuan dari berbagai disiplin ilmu, etnik dan agama yang berdomisili di Baghdad yang kala itu sebagai “episentrum” ilmu dan pengetahuan. Bayt Al Hikmah lebih tepat dikatakan sebagai Perpustakaan Perguruan Tinggi terbesar yang menaungi para akademisi dari berbagai Universitas yang berada dalam wilayah kekuasaan Bani Abbasiyyah. Kekuasan Bani Abbasiyyah terbentang dari Afrika Utara sampai Punjab di Tanah Hindustan. Perpustakaan adalah ruang melahirkan ide-ide, tempat di mana sejarah menjadi hidup. Demikian kata Norman Cousin, wartawan kondang Amerika Serikat.

12 April 2022 In Iswadi Syahrial Nupin

Sejak ultimatum invasi Rusia yang dimulai pada tanggal 24 Februari 2022 ke Ukraina, telah banyak menewaskan warga sipil dan tentara kedua belah pihak. Fasiltas umum dan bangunan milik warga Ukraina hancur akibat ekses serangan rudal tentara Rusia. Perpustakaan Nasional Ukraina juga menjadi target rudal yang nyasar. Tidak jelas kapan perang akan berakhir. Perundingan antara Rusia dan Ukraina masih berlangsung dan belum menemukan kata sepakat untuk menghentikan perang.

Terlepas dari fenomena yang ada perang hakikatnya menyisakan kegetiran dalam peradaban manusia. Perang selalu berepetisi dari zaman ke zaman dengan lakon yang berbeda. Serangan Mongol ke Baghdad pada 1258 oleh Hulagu Khan, menghancurkan Bayt Al Hikmah sebagai Pusat Peradaban Islam Era Bani Abbasiyyah. Semua koleksi Perpustakaan Bayt Al Hikmah di buang ke Sungai Eufrat. Sungai itu memerah karena tinta pada buku-buku tersebut larut di air. Demikian juga era reconquista yakni penaklukan kembali wilayah Andalusia oleh Kaum Kristen. Invasi Kerajaan Castile ke Cordoba pada 1236 ke Emirat Kordoba turut menghancurkan koleksi Perpustakaan Kordoba. Koleksi Perpustakaan tersebut dibakar untuk menghapuskan warisan budaya Bangsa Arab Muslim yang telah berkuasa sejak Abad ke 7 Masehi di Wilayah Andalusia. Pierre Currie, pemenang Nobel Fisika tahun 1903 memberikan apresiasi atas penemuan kaum muslim Andalusia dengan mengatakan, kami memiliki 30 buku peninggalan muslim Andalusia, sehingga kami bisa membelah atom. Jika setengah dari satu juta buku yang terbakar bisa bertahan, kita sudah melakukan perjalanan antar galaksi di luar angkasa.

Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa informasi yang terdapat pada koleksi Perpustakaan Kordoba sangat berkualitas dan termasuk canggih dalam zamannya. Informasi dalam koleksi itu masih up to date dalam kajian atom. Ada bebarapa misteri atom yang belum terpecahkan ilmuan saat ini. Citra yang terlihat adalah tingginya peradaban Andalusia di masa lampau. Andalusia turut melahirkan ilmuan muslim seperti Ibnu Rusyd (Filsafat), Al Zahrawi (Kedokteran), Ibnu Arabi (Tasawuf), dan Al Zarqali (Astronomi).

Dibelahan bumi Barat dan Timur saat ini diliputi pro dan kontra antara memihak Rusia atau Ukraina. Aktivis perdamaian mancanegara masih tetap melancarkan protes atas invasi Rusia. Aksi damai dan rasa simpati serta solidaritas  bagi Pustakawan dan Masyarakat Ukraina juga disampaikan oleh Pustakawan di negara Nordik atau yang lebih dikenal dengan nama Skandinavia. Negara Skandinavia terdiri dari Finlandia, Swedia, Denmark, Norwegia dan Islandia.

Pustakawan Skandinavia memberikan pengumuman bersama terkait invasi Rusia ke Ukraina. Komunike yang dikeluarkan adalah sebagai berikut :

Pertama, Perpustakaan Nasional Nordik (Skandinavia) ingin mengungkapkan solidaritas kami dengan teman dan kolega kami di Ukraina yang terkepung. Hati dan pikiran kami bersama Anda dan rakyat Ukraina. Pentingnya akses warga negara terhadap informasi yang bebas dan tidak terdistorsi, terutama di masa perang dan krisis, tidak dilebih-lebihkan dalam hal pemberitaan. Perpustakaan memberikan dasar bagi akses publik ke pengetahuan dan memainkan peran penting dalam memerangi disinformasi. Oleh karena itu, mereka adalah bagian fundamental dan tak terpisahkan dari infrastruktur demokrasi masyarakat, yang sekarang sedang diserang di Ukraina. Perpustakaan juga merupakan penjaga  penting warisan budaya bangsa. Pentingnya sejarah secara khusus disorot di masa-masa sulit dan ini berbahaya ketika materi sumber fisik dan digital berisiko dihancurkan.

Kedua, Perpustakaan Nasional Nordik sangat khawatir dan mendukung Perpustakaan Nasional Ukraina dan rekan Ukraina kami dalam perjuangan mereka untuk melestarikan koleksi, untuk melanjutkan operasi mereka dan menentang agresi Rusia. Rusia telah meratifikasi UNESCO: 1954 Convention for the Protection of Cultural Property in the Event of Armed Conflict, Konvensi Den Haag 1954. Dengan demikian Rusia telah berkomitmen untuk melindungi Warisan Budaya.

Berdasarkan statemen yang ditandatangani oleh Cecilia af Forselles (Pustakawan Findlandia); Karin Grönvall (Pustakawan Swedia); Svend Larsen (Pustakawan Denmark); Aslak Sira Myhre (Pustakawan Norwegia) dan Ingibjörg Steinunn Sverrisdóttir (Pustakawan Islandia), dapat diketahui bahwa para pustakawan Skandinavia berharap agar selama invasi berlangsung, pustakawan Ukraina dapat memberikan informasi yang benar pada masyarakat Ukraina dan memerangi berita hoax yang meresahkan publik. Disamping itu juga pustakawan Skandinavia berharap kepada tentera Rusia agar berkomitmen mematuhi konvensi Denhaag yang melindungi warisan budaya. Dengan kata lain tentara Rusia diharapkan tidak menjadikan Perpustakaan Nasional Ukraina yang berada di jantung Kota Kiev sebagai target serangan dalam invasinya.

Dilansir dari situs Wikipedia Online, Perpustakaan Nasional Ukraina yang populer dengan nama The Vernadsky National Library of Ukraine. Perpustakaan Nasional Vernadsky Ukraina adalah perpustakaan terbesar dan didirikan pada tahun 1918 sebagai pusat informasi, penelitian, budaya dan penerbitan. Koleksinya berisi lebih dari 15 juta item. Koleksi unik ini meliputi buku, majalah, serial, peta, lembaran musik, bahan seni rupa, manuskrip, buku cetak langka dan incunabula, surat kabar, dan dokumen bahan non tradisional. Manuskrip tua dan langka yang termasuk "daftar buku Asyur-Babilonia" dari abad ke-3 SM juga tersedia di Perpustakaan Nasional Vernadsky Ukraina. Perpustakaan juga memiliki salah satu dari dua salinan yang ada yaitu buku "Sejarah Hewan" karya Aristoteles yang diterbitkan di Venesia pada tahun 1476. Perpustakaan ini memiliki koleksi tulisan Slavia terlengkap, arsip ilmuwan dan budayawan dunia dan Ukraina yang luar biasa. Koleksi milik Presiden Ukraina, salinan arsip dokumen cetak Ukraina dari tahun 1917, dan arsip Akademi Ilmu Pengetahuan Nasional Ukraina juga tersedia di Perpustakaan.

Masyarakat internasional berharap agar perang Rusia – Ukraina dapat segera berakhir. Semakin lama perang berkecamuk semakin besar potensi lenyapnya warisan budaya suatu bangsa termasuk warisan Bangsa Ukraina itu sendiri. Pat ujeun nyang hana pirang, pat prang nyang hana reda. Tiada hujan yang tak berhenti, tiada perang yang tak berakhir. Demikian yang disebutkan dalam Pepatah Aceh di masa lampau.

11 April 2022 In Beni Adri Yassin

Allah Subhanahu Wata’ala berfirman : “Aku tidaklah menciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyaat [51]: 56)

Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul-(Nya), maka mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, (yaitu) para Nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang shalih. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baik-nya.” [An-Nisaa’/4 : 69]

Dikutip dari halaman artikel muslim.or.id tentang pengertian tauhid, bahwasannya Makna tauhid secara bahasa arab merupakan bentuk masdar dari fi’il wahhada-yuwahhidu (dengan huruf ha di tasydid), yang artinya menjadikan sesuatu satu saja.

Tauhid Al Asma’ was Sifat adalah mentauhidkan Allah Ta’ala dalam penetapan nama dan sifat Allah, yaitu sesuai dengan yang Ia tetapkan bagi diri-Nya dalam Al Qur’an dan Hadits Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam. Dalam daftar sifat-sifat dan nama Allah terdapat 2 sifat yang sering disebutkan dalam Al-quran yaitu yaitu Al Bashir yang berarti Maha Melihat dan As Sami yang berarti Maha Mendengar.

Tauhid dalam kehidupan seorang muslim seperti pondasi dalam bangunan. Apabila bangunan itu memiliki pondasi yang kuat, maka rumah yang dibangun diatas pondasi tersebut akan kuat, begitu juga tauhid. Tauhid adalah pondasi dalam agama Islam. Apabila tauhid seorang muslim kuat dan mengakar didalam dirinya, maka insyaa Allah nilai-nilai tauhid dan implementasinya akan terlihat dalam kehidupannya.

Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin berkata: “Sesungguhnya ilmu tauhid adalah ilmu yang paling mulia dan paling agung kedudukannya. Setiap muslim wajib mempelajari, mengetahui, dan memahami ilmu tersebut, karena merupakan ilmu tentang Allah Subhanahu wa Ta’ala, tentang nama-nama-Nya, sifat-sifat-Nya, dan hak-hak-Nya atas hamba-Nya” (Syarh Ushulil Iman, 4).

Seorang muslim yang bertauhid tentu akan mengimplementasikan nilai-nilai tauhid dalam setiap pekerjaan yang dilakukannya. Untuk mengukur Tauhid dalam diri seorang muslim, maka dapat dilihat dari aspek berikut :

1. Selalu merasa dalam pengawasan Allah Subhanahu Wata’ala

Menjadikan pengawasan Allah Subhanahu Wata’ala dalam setiap pergerakan, pekerjaan, perkataan dan perbuatan merupakan langkah yang tepat. Dalam pekerjaan sehari-hari terkadang seseorang bekerja tanpa pengawasan atasan langsung, ataupun terluput dari pengetahuan manusia tentang pekerjaannya.

Tidak semua orang mengetahui apa saja yang kita lakukan dalam bekerja, akan tetapi Allah Subhanahu Wata’ala Maha Melihat akan hal tersebut. Orang yang sudah tertanam didalam hatinya tentang pengawasan Allah, dia tidak akan keluar dari koridor syariat yang ada, sehingga keseharian pekerjaannya mencerminkan nilai-nilai tauhid dalam dirinya.

2. Menjadikan kejujuran sebagai tolak ukur integritas

Banyak hal yang bisa dilakukan didalam pekerjaan entah itu benar-benar terjadi, atau hanya sekedar rekayasa belaka. Contoh kasus : seorang pegawai diminta membuat laporan keuangan tahunan. Pegawai yang bertauhid akan memberikan laporan yang sesuai tanpa ada modifikasi didalamnya. Hal tersebut dilakukan karna memposisikan dirinya sebagai hamba yang selalu dalam pengawasan Allah Subhanahu Wata’ala dan rasa takut tersebut juga dibarengi dengan keimanan terhadap hari pembalasan. Dalam rukun iman pada poin kelima yang berbunyi beriman kepada hari akhir, yaitu meyakini dengan sepenuh hati bahwa setiap amal Pekerjaan dan perbuatan yang dilakukan selama hidup didunia akan dipertanggungjawabkan kelak di hari akhir.

3.Tidak mementingkan pandangan orang lain terhadap pekerjaannya

Sebagian orang menjadikan kinerja dan integritasnya dalam bekerja terpaku pada penilaian dan pengawasan orang lain. Biasanya pekerjaan yang dilakukan ingin dilihat dan diapresiasi oleh orang lain. Apabila tidak ada orang yang melihat, maka dia mengerjakan pekerjaan dengan malas-malasan, apabila ada atasan yang melihat baru tampak keseriusannya dalam bekerja. Menanamkan tauhid dalam diri adalah sebuah ketenangan yang haqiqi. Tak peduli orang mau berkata apa dan menilai apa, yang terpenting adalah bagaimana penilaian Allah terhadap pekerjaannya.

4. Mentaati aturan yang diberikan

Seorang pegawai sejatinya mesti menjadikan aturan yang dibuat oleh perusahaan/kantor tempat dia bekerja untuk ditaati. Bentuk keteladanan dan pemahaman tauhid yang ditanamkan didalam diri adalah dengan mentaati aturan yang telah dibuat oleh perusahaan. Sebagian kaum muslimin menjadikan jabatan dan kedudukan sebagai ajang untuk merencanakan program-program yang melanggar syariat islam : seperti membuat pengadaan-pengadaan yang sebenarnya tidak terlalu penting, namun diadakan dalam rangka ada kepentingan lain yang pastinya Allah maha mengetahui akan hal tersebut.

5. Bersemangat dan loyalitas dalam bekerja

Bekerja merupakan bagian dari ibadah dalam pandangan agama islam. Tentunya tempat bekerja, apa yang dikerjakan dan hasil yang dikerjakan mesti halal dan sesuai dengan kaidah-kaidah syariat islam. Allah subhanahu Wata’ala sangat mencintai orang yang pandai, loyalitas dan sungguh-sungguh dalam bekerja. Bekerja dengan tujuan untuk menafkahi diri sendiri ataupun keluarga dalam rangka menjauhkan diri dari minta-minta terhadap orang lain merupakan kewajiban bagi setiap muslim, dan mesti diniatkan karna Allah. Menampakkan loyalitas dan semangat adalah ciri-ciri pengamalan tauhid yang nyata. Meskipun terkadang lingkungan tidak mendukung, maka tetaplah bersemangat dan loyalitas dalam bekerja, karna semuanya jika diniatkan karna Allah, akan bernilai pahala yang besar dan menjadi kebahagiaan tersendiri bagi orang yang mengamalkannya.

Tulisan ini merupakan nasehat dan pengingat bagi penulis maupun saudara sesama muslim dimanapun berada. Terkadang sebagian orang dia mengaku islam namun tak tampak nilai-nilai keislaman tersebut dalam pekerjaan kesehariannya, bahkan tak jarang bila sebuah tipudaya, laporan palsu, ataupun pelanggaran syariat lainnya menjadi biasa dilingkungan pekerjaan kaum muslimin. Sekiranya tauhid tidak mengakar dalam diri seorang hamba, tentulah manusia akan berbuat sesukanya, tidak merasa diawasi dan hanya takut terhadap pengawasan dan penilaian manusia, sementara apa yang dilakukan oleh setiap hamba tidak pernah terlepas dalam pengawasan Allah Subhanahu Wata’ala dan akan dipertanggungjawabkan kelak di hari kiamat.

Halaman 2 dari 3