“Kemampuan menulis tidak datang tiba-tiba, namun dari latihan dan belajar yang rutin. Jadi, mari belajar menulis,” ujar Azral selaku pembuka acara workshop.
Workshop menulis ini diampu oleh dosen FIB Unand yang merangkap peneliti sekaligus Dewan Perpustakaan Provinsi Sumbar, Pramono, SS, M.Si.
“Menulis bagi pustakawan pertama sekali merupakan tanggungjawab moral. Kenapa? Karena Pustakawanlah yang pertama kali mendapatkan informasi tentang buku, mengolah dan melayankan kepada masyarakat. Maka, menulis bagi pustakawan, sungguh mulia dibanding pegawai-pegawai di level lain,” ujar Pramono saat memulai materi, Kamis (11/12).
Pustakawan, lanjut Pramono, berpotensi menulis karena tema yang berkaitan dengan perpustakaan sangat kaya. Tetapi realitanya tulisan yang dihasilkan pustakawan sangat sedikit. Pramono menyebutkan empat hal yang sering terjadi sehingga produktivitas menulis pustakawan sangat minim. Pertama, minat baca rendah walaupun sehari-hari berhubungan dengan buku. Kedua, rutinitas yang menyita waktu, sehingga tidak mampu dan tidak mau lagi memikirkan dunia menulis. Ketiga, kurangnya kemampuan TI. Keempat, cepat puas setelah menghasilkan satu atau dua tulisan.
Persoalan tersebut dapat diatasi dengan tips-tips menulis yang tepat. Tips pertama, mulai menulis. Sebab, jika tidak mulai menulis, tidak bakal ada tulisan. Kedua, harus ada ide yang dituliskan. Ide dapat diperoleh dengan cara memiliki pengetahuan lewat membaca dan meningkatkan kompetensi. Selanjutnya, staf perpustakaan unand mendapatkan langkah-langkah menulis dan praktek singkat tentang cara mengembangkan ide.
Menutup materi, Pramono berharap agar Buletin Perpustakaan Unand yang sempat terbit bertahun-tahun yang lalu dapat kembali dihidupkan. Buletin tersebut sangat bermanfaat untuk latihan menulis staf perpustakaan. (mp)