21 Maret 2022

Senin, 21 Maret 2022 merupakan hari pertama kegiatan PEKAN LIBRARY UPT Perpustakaan Universitas Andalas dilaksanakan. PEKAN LIBRARY diadakan selama lima hari yaitu mulai tanggal 21 s.d 25 Maret 2022. Gedung perpustakaan Lantai 3 dijadikan sebagai lokasi pusat kegiatan Pekan Library ini. Serangkaian kegiatan dalam satu pekan tampak jelas terpampang didalam spanduk yang terpasang di depan gedung Perpustakaan. Tepat pada pukul 09.00 WIB kegiatan Pameran dan Hibah Buku mulai dibuka oleh panitia pelaksana. Bersamaan dengan pameran, kegiatan “Bincang Santai Tentang Pengembangan Perpustakaan Bersama BEM-KM Unand juga berjalan dengan baik”. Selaku narasumber dalam acara ini adalah “Bapak Iswadi Syahrial Nupin, S.Sos., M.M sekaligus juga sebagai ketua pelaksana dalam kegiatan Pekan Library ini”.

Pada saat wawancara antara jurnalis inbisnis.id dengan sekretaris panitia (Beni Adri Yassin, S.Kom), beliau menyebutkan bahwa salah satu tujuan diadakannya Pekan Library ini adalah untuk menepis anggapan remeh tentang perpustakaan, dan meningkatkan kesadaran minat baca dikalangan mahasiswa.

Tidak kurang dari 300 pengunjung mendatangi meja pameran dan meja verifikasi buku hibah tersebut. Harapan para pengunjung dengan diadakannya pekan library ini adalah agar perpustakaan lebih sering lagi untuk mengadakan acara seperti ini, serta pemustaka juga berharap akan kontribusi dan peran besar perpustakaan didalam lingkungan Universitas Andalas.

28 Februari 2022

Perubahan dan perkembangan teknologi telah membawa dunia perpustakaan terlibat dalam pemanfaatan teknologi tersebut. Berbicara tentang pelayanan perpustakaan di era digital saat ini tidak akan pernah terlepas dari bagaimana upaya dan usaha untuk meningkatkan performa perpustakaan dengan pemanfaatan teknologi dan aplikasi. Manajemen perpustakaan yang baik mesti dilandasi dengan pembagian dan penempatan sumber daya manusia yang sesuai dengan kualifikasi pendidikannya. Untuk meningkatkan kinerja dan sepak terjang perpustakaan dikancah sosial media, perlu adanya tim khusus yang bertugas mengelola dan mengembangkan bagian perpustakaan secara digital. Pada praktek lapangan, tidak semua perpustakaan didukung dengan dana yang besar untuk melanggan aplikasi multimedia dan design. Untuk menunjang pekerjaan designer, terutama dalam ranah multimedia dan design sangat dibutuhkan aplikasi pendukung yang bagus, aplikasi yang relevan, mudah digunakan serta harga yang terjangkau.

Salah satu aplikasi yang sangat popular di era disrupsi saat ini yang dapat digunakan untuk menunjang operasional perpustakaan dan design adalah Canva. Canva merupakan aplikasi berbasis online dengan menyediakan design berupa template, dan fitu-fitur yang menarik. Aplikasi Canva ini sangat mumpuni bagi siapa saja yang ingin mengembangkan fitur/layout perpustakaan secara visual, sehingga membuat efektifitas pekerjaan di perpustakaan jauh lebih baik.

Secara garis besar Canva terbagi menjadi 5 bagian, diantaranya :

  1. Canva Gratis : Canva gratis diperuntukkan bagi individu dan tim kecil untuk membuat dan mengunduh desain pada setiap kesempatan.
  2. Canva Pro : Canva pro diperuntukkan bagi individu dan tim kecil yang menginginkan alat yang lebih canggih dan konten yang lebih banyak.
  3. Canva Enterprise : Canva jenis enterprise diperuntukkan bagi bisnis besar yang mencari alat terintegrasi untuk menjaga mereka mereka agar tetap konsisten.
  4. Canva Pendidikan : Canva jenis pendidikan diperuntukkan sebagai alat kreatif yang mumpuni untuk kelas dan organisasi
  5. Canva Nirlaba : Canva nirlaba merupakan canva pro gratis untuk semua lembaga nirlaba terdaftar .

Keunggulan utama dari pemanfaatan aplikasi Canva ini yaitu semua hasil project yang telah dibuat, baik berupa banner, poster, sertifikat, slide presentasi dan lainnya dapat diakses dimana saja, karena semua data tersimpan dalam akun masing-masing pengguna. Setiap pengguna dengan tipikal akun gratis, diberikan kapasitas penyimpanan sebesar 1 GB. Untuk pengguna dengan kategori akun Pro, diberikan akses media penyimpanan sebesar 100 GB. Untuk mendapatkan fitur dan template yang lebih banyak dan menarik, pengguna mesti melanggan Canva Pro dengan biaya Rp769.000,00/Tahun. Sedangkan untuk perusahaan biaya yang mesti dikeluarkan tiap bulannya adalah Rp. 419.000 atau sebesar Rp. 5.028.000/Tahun.

Diantara banyak fitur yang disuguhkan oleh Canva, terdapat 10 fitur utama yang bisa dimanfaatkan sebagai sarana untuk operasional pekerjaan perpustakaan diera digital, diantaranya :

  1. Membuat Banner
  2. Membuat Slide Presentasi
  3. Membuat Sertifikat Kegiatan
  4. Membuat Konten Instagram
  5. Membuat Poster
  6. Membuat Resume Pegawai
  7. Membuat Laporan Pekerjaan
  8. Membuat Surat
  9. Membuat Sampul Ebook
  10. Membuat Proposal

Dalam pengalaman penulis, aplikasi ini sangat mumpuni, layak dan bermanfaat bagi perpustakaan perguruan tinggi dalam meningkatkan kinerja perpustakaan di era digital. Dari 5 kategori Canva diatas, sebagai langkah awal, sebaiknya perpustakaan menggunakan akun gratisan terlebih dahulu, sebagai percobaan, apabila ada kecocokan dengan aplikasi tersebut, maka disarankan untuk melanggan Canva Pro. “Banyak jalan untuk mengembangkan perpustakaan dengan baik, tergantung tingkat kemauan dan kegigihan yang akan menjawabnya”.

28 Februari 2022

Perpustakaan Universitas Andalas merupakan pusat aktivitas dan kegiatan mahasiswa, bersamaan dengan itu, posisi dan letak gedung perpustakaan sangat strategis ditengah-tengah gedung perkuliahan. Kondisi normal pada tahun 2019, rata-rata pengunjung perpustakaan setiap harinya mencapai 2000 pengunjung, namun semenjak awal tahun 2020, dunia dihebohkan dengan munculkan wabah Covid-19, sehingga sangat berdampak terdahap layanan dan pengunjung perpustakaan. Pengunjung perpustakaan dimasa pandemic hanya berkisar antara 10-30% dari pengunjung di masa normal.

Virus Covid-19 mulai memasuki Indonesia sekitar bulan januari 2020. Pemerintah melakukan berbagai macam upaya dan membuat kebijakan-kebijakan untuk menghidari penyebaran virus Covid-19. Bersamaan dengan banyaknya aturan dan kebijakan pemerintah dimasa pandemi Covid-19, Universitas Andalas juga membuat kebijakan terhadap pelayanan akademis, maupun pelayanan lainnya.

Dampak Pandemi covid-19 terhadap Perpustakaan Unand meliputi 2 aspek, yaitu :

  1. Perubahan kebijakan layanan
  2. Dampak Positif dan Negatif terhadap Layanan Perpustakaan Unand

 A. Perubahan Kebijakan Layanan Perpustakaan Dimasa Pandemi Covid-19

  1. Aktivasi Keanggotaan

Tabel 1. Aktivasi keanggotaan

Kebijakan Lama

Kebijakan Dimasa Pandemi

Pengaruh pandemi Covid-19 berpengaruh terhadap layanan aktivasi anggota, yang mana biasanya layanan ini hanya menerima aktivasi secara langsung.

 

 

 

Semenjak pandemic Covid-19 layanan aktivasi anggota membuat terobosan layanan dengan system online.

Adapun mekanisme pelayanan online aktivasi anggota adalah:

1.    Mahasiswa mengirimkan Nama Lengkap

2.    NIM

3.    Pas Fhoto Ukuran Max.500kb

4.    Password Untuk Akun Perpustakaan.

5.    Kirimkan biodata ke email aktivasi : Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.

 

2. Perpanjangan Pengembalian Buku

Tabel 2. Kebijakan Pengembalian Buku

Kebijakan Lama

Kebijakan Dimasa Pandemi

Masa peminjaman buku diperpustakaan sebelumnya adalah 7 hari, dengan estimasi perpanjangan maksimal 2 kali.

Semenjak pandemi Covid-19, ditetapkan perubahan aturan tentang pengembalian buku, yang mana batas pengembalian buku sampai akhir tahun 2021.

 

3. Penghapusan Denda Buku

Tabel 3. Kebijakan Denda Buku

Kebijakan Lama

Kebijakan Dimasa Pandemi

Aturan sebelum pandemi, keterlambatan pengembalian buku 1 hari dikenakan sanksi denda Rp.1000/Buku/Hari.

Semenjak ditetapkannya pandemi covid-19 sampai akhir tahun 2021, maka denda keterlambatan buku dihapuskan.

 

4. Layanan Permintaan Tugas Akhir Fulltext

Tabel 4. Permintaan Tugas Akhir Fulltext

Kebijakan Lama

Kebijakan Dimasa Pandemi

Pelayanan dilakukan langsung diruang layanan automasi

 

Pelayanan dilakukan dengan cara :

1.    Melalui Email Perpustakaan

2.    Melalui Chat Instagram

  

5. Layanan Konsultasi Upload

Tabel 5. Konsultasi Upload

Kebijakan Lama

Kebijakan Dimasa Pandemi

Pelayanan dilakukan langsung diruang layanan automasi

 

Pelayanan dilakukan dengan cara :

1.    Melalui Email Perpustakaan

2.    Melalui Chat Instagram

3.    Melalui Media Whatapps

 

B.  Dampak Positif dan Dampak Negatif Pandemi Covid-19 Terhadap Layanan Perpustakaan

Tabel 6. Dampak Positif & Dampak Negatif

No

Dampak Positif

Dampak Negatif

1

Bagi tenaga kependidikan yang aktif dan memiliki inisiatif tinggi, mereka selalu memberikan alternatif yang baik bagi system pelayanan perpustakaan.

Tidak adanya kunjungan pemustaka akibat layanan di tutup selama lockdown.

 

2

Adanya inovasi baru dalam system pelayanan perpustakaan, sehingga meningkatkan pengunjung website dan repository perpustakaan.

Sulitnya akses masuk keperpustakaan bagi mahasiswa, dikarenakan kondisi pembelajaran masih daring.

3

Pemanfaatan teknologi informasi menjadi lebih meningkat

Tidak adanya peminjaman dan pengembalian buku, semasa lockdown.

4

Mahasiswa yang memiliki kendala dalam pengembalian buku, mendapat manfaat positif dengan adanya pandemi covid-19, sehingga mereka memiliki waktu lemih lama untuk menggunakan koleksi buku yang dipinjam.

Tidak diterapkan denda selama pandemi Covid-19, membuat banyaknya koleksi yang masih dipinjam oleh mahasiswa.

 

 

Setelah melihat, meninjau, menuliskan dan mengulas kempali tentang dampak pandemi Covid-19 terhadap pelayanan di perpustakaan, maka didapatlah beberapa kesimpulan, diantaranya :

  1. Adanya pandemi Covid-19 mempengaruhi layanan perpustakaan, sehingga mengharuskan adanya perubahan aturan-aturan tertentu yang jelas mekanismenya.
  2. Perubahan aturan yang dibuat dimasa pandemi mesti ditinjau dari kesiapan tendik dan kesiapan perangkat pendukung.
  3. Pentingnya memanfaatkan peralatan IT sebagai penunjang pelayanan perpustakaan dimasa pandemi.

 “Jangan jadikan kondisi sebagai alasan, karena akan selalu ada solusi disetiap masalah yang ditemukan”.

28 Februari 2022

Perubahan zaman telah membawa manusia kepada kemudahan dalam mengakses informasi. Perkembangan teknologi yang mumpuni sangat memungkinkan manusia untuk mengakses dan memberikan informasi cukup dari genggaman saja, namun satu hal yang lebih penting dari sekedar kemudahan dalam mendapatkan dan memberikan informasi, yaitu kebenaran dan keakuratan dari informasi tersebut. Banyak orang yang ketika menerima informasi dari group WhatsApp ataupun Facebook, tanpa mengecek dan mencari tahu kebenarannya terlebih dahulu, mereka langsung sharing informasi tersebut, sehingga informasi yang belum tentu kebenarannya tersebut sudah dibagikan kebanyak orang, dan pada akhirnya jika informasi itu tidak benar para pembaca telah termakan isu yang tidak valid. Bukti kebanyakan masyarakat termakan isu yang tidak relevan terbukti dari survey MASTEL ditahun 2017 yang dilakukan oleh kominfo, bahwa sumber hoaks yang paling banyak beredar adalah melalui media sosial.

Secara bahasa informasi yang tidak benar, tidak relevan dengan keadaan sebenarnya disebut hoaks. Hoaks memang terlihat baru diera digital ini, namun dalam perspektif islam yang pada hakikatnya hoaks telah terjadi pada zaman Rasulullah Shallallahu’alaihi Wassalam yang mana ketika istri beliau difitnah berzina oleh kaum munafikin. Sebab kejadian ini maka turunlah ayat al-quran untuk membantah hal tersebut yaitu surat [al-Hujurât/49:6] :

Wahai orang- orang yang beriman, jika ada seorang faasiq datang kepada kalian dengan membawa suatu berita penting, maka tabayyunlah (telitilah dulu), agar jangan sampai kalian menimpakan suatu bahaya pada suatu kaum atas dasar kebodohan, kemudian akhirnya kalian menjadi menyesal atas perlakuan kalian.

Kebiasaan masyarakat dalam membicarakan suatu topik/orang lain (ghibah) juga menjadi penyebab terbesar hoaks itu beredar. Allah subhanahu wata’ala telah melarang orang-orang yang beriman untuk tidak saling menggunjing(ghibah) dalam surat [al-Hujurât/49:12] :

"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang".

Maraknya isu hoaks ini juga tidak terlepas dari rendahnya literasi dan budaya baca dikalangan masyarakat kita. Agama islam menganjurkan ummatnya untuk berhati-hati dan selalu mengecek informasi dan berita yang diterima terlebih dahulu. Secara bahasa keagamaan hal ini disebut tabayyun.  Ayat al-quran yang berbicara tentang berita bohong adalah surat ” (QS. An-Nuur: 11) :

“Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil bahagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar”.

Secara garis besar dapat disimpulkan bahwasannya agama islam sangat memperhatikan dan peduli tentang hoaks ini sehingga dianjurkan bagi ummatnya untuk selalu mengecek informasi atau berita yang diterima terlebih dahulu serta mencari tahu sumber dari mana asal informasi atau berita tersebut berasal. “Smart Think and Don’t Believe about information before you check and search accuracy”. Salam Literasi.