Items filtered by date: Jumat, 22 April 2022
22 April 2022 In Iswadi Syahrial Nupin

Tak semua orang tahu kapan istilah phubbing mulai populer dalam kehidupan bermasyarakat. Istilah phubbing berawal dari kata phone, artinya telepon, dan snubbing, yang bermakna menghina. Terminologi ini pertama kali muncul pada medio Mei 2012 lalu di Australia. Kala itu, sebuah biro iklan Australia menggunakan istilah phubbing untuk menggambarkan fenomena yang berkembang di era digital ini. Banyak orang mengabaikan teman dan keluarga yang berada tepat di depannya karena malah lebih asyik dengan ponselnya.

Phubbing adalah kata yang menggambarkan perilaku seseorang yang asyik dengan gadget ketika berhadapan dengan orang lain atau sedang berada di dalam pertemuan. Dilansir dari Healthline, salah satu penelitian membuktikan lebih dari 17 persen orang melakukan phubbing kepada orang lain, setidaknya empat kali sehari. Sementara itu, hampir 32 persen menjadi korban phubbing hingga dua sampai tiga kali sehari.

Phubbing mengganggu kemampuan untuk merasa benar-benar hadir dan terlibat dengan orang-orang di sekitarnya. Seseorang mungkin hadir secara fisik di hadapan orang lain namun dengan perhatian yang sepenuhnya teralihkan. Peralihan perhatian ini dilakukan dengan sengaja ketika kita mulai menggunakan smartphone, diniatkan atau tidak sama sekali. Riset membuktikan, chatting selama percakapan tatap muka, yang termasuk phubbing, membuat interaksi yang terjadi kurang mengesankan, Hal ini berdampak pada semua orang yang terlibat interaksi tersebut, bahkan pelaku phubbing. Phubbing, yang “notabene” merupakan penggunaan smartphone berlebihan, berdampak pada hubungan pribadi. Terbukti, phubbing menurunkan kepuasaan pernikahan karena konflik atas penggunaan smartphone tersebut. Studi lain membuktikan, pasangan yang kerap melakukan phubbing, pada satu sama lainnya, berisiko lebih tinggi mengalami depresi. Saat ini, hampir semua orang di seluruh dunia memiliki smartphone sehingga diprediksi perilaku phubbing akan semakin parah dan makin meluas.

 Efek Phubbing pada Kesehatan Mental

            Phubbing dapat memberikan pengaruh buruk bagi kesehatan mental termasuk bagi kalangan digital native dan digital immigrant. Korban phubbing mungkin merasa ditolak, dikucilkan, dan tidak penting. Hal yang tentunya bisa berdampak signifikan pada kesehatan mental seseorang. Akibatnya, phubbing menjadi ancaman serius bagi empat kebutuhan dasar manusia secara sosial yakni rasa memiliki, harga diri, keberadaan yang berarti, dan kontrol.

            Penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Applied Social Psychology menginformasikan, individu yang menjadi korban phubbing akhirnya terjerumus dalam pola perilaku serupa. Korban berusaha mengisi kekosongan interaksi yang terjadi dengan menggunakan smartphone-nya, yang akhirnya menjadi perilaku phubbing pula. Hal ini akhirnya menjadi lingkaran setan yang memperburuk kondisi hubungan sosial maupun mental semua pihak. Atas realitas tersebut dapat dikatakan phubbing juga memiliki kemampuan menular kepada korbannya.

Penting pula untuk memahami jika media sosial, yang cenderung dinikmati ketika phubbing, dapat memperburuk masalah mental. Media sosial mungkin memiliki dampak negatif pada kesehatan mental kita, menurut penelitian yang dipublikasikan di Computers and Human Behavior. Studi tersebut menemukan bahwa media sosial dapat memperburuk perasaan depresi, dan semakin sering kita menggunakannya maka semakin besar kemungkinan kita merasakan depresi atau kecemasan.

Tips mengatasi Perilaku Phubbing

            Menurut Wiguna (2022) dalam tulisannya yang berjudul Lakukan 3 Cara Ini untuk Mengurangi Kebiasaan Phubbing, dinyatakan bahwa  phubbing dapat diatasi dengan beberapa tips berikut ini :

Pertama, Tinggalkan ponsel. Penyebab utama seseorang melakukan phubbing adalah ponsel yang berada dalam jangkauan, seperti di dalam saku atau tas, ketika sedang berinteraksi dengan orang lain. Karena itu, salah satu solusi yang bisa dilakukan adalah meninggalkan ponsel untuk sejenak, seperti meninggalkan ponsel di rumah atau di dalam mobil. Hal ini akan mencegah seseorang untuk melakukan phubbing ketika berinteraksi dengan orang lain.

Kedua, Batasi Penggunaan Ponsel. Tidak bisa dinafikan bahwa ponsel memegang peranan penting pada era serba digital. Akan tetapi, hal tersebut bukan berarti bahwa ponsel tidak bisa dikurangi penggunaannya. Kebanyakan orang menggunakan ponsel untuk hal-hal yang tidak terlalu penting, seperti bermain media sosial atau game. Kebiasaan-kebiasaan tersebut dapat dikurangi untuk mengatasi kebiasaan phubbing.

Ketiga, Jangan memainkan ponsel ketika makan. Phubbing tidak hanya terjadi ketika seseorang tengah terlibat interaksi sosial. Ketika melakukan kegiatan lain, seperti makan, seseorang juga dapat melakukan phubbing. Beberapa orang bahkan tidak mampu menghabiskan makanannya tanpa memainkan ponsel. Karena itu, mencoba untuk menjauhkan ponsel ketika makan menjadi salah satu solusi untuk mengatasi kebiasaan phubbing.

            Sebagai perilaku anti sosial maka dalam organisasi Perpustakaan khususnya UPT.Perpustakaan Unand perlu dilaksanakan sikap anti Phubbing. Kebiasaan peserta rapat bidang terkadang masih saja memainkan handphone ketika pimpinan rapat sedang berbicara. Perilaku yang kurang baik ini sudah saatnya dirubah. Saatnya berpikir secara rasional dimana setiap apa yang kita kerjakan ada aturan dan tempatnya masing-masing. Bermain gadget tidak dilarang namun ada batasnya sehingga hubungan sosial tidak terganggu hanya karena teknologi. Kita seyogianya merenungkan kembali quote Alber Einstein pakar Fisika kondang. Technological progress is like an ax in the hands of a pathological criminal. Yang bermakna bahwa kemajuan teknologi seperti kapak di tangan seorang penjahat patologis.

22 April 2022 In Iswadi Syahrial Nupin

Pada Hari Sabtu, 9 April 2022 yang bertepatan dengan 7 Ramadhan 1443 Hijriyyah, telah diselenggarakan iftar atau buka puasa bersama di Rumah Makan Silungkang. Rumah makan ini terletak di Simpang Haru. Pemilihan rumah makan tersebut sebagai lokasi kegiatan iftar karena akses ke lokasi yang mudah karena letaknya di pusat kota. Disamping itu rumah makan ini dilengkapi dengan fasilitas mushala dan tempat parkir yang relatif luas.

Acara iftar bersama yang diselenggarakan UPT.Perpustakaan Unand dihadiri oleh Staf UPT.Perpustakaan Unand baik Tenaga Kependidikan PNS (Pegawai Negeri Sipil) maupun Tenaga Kependidikan Non PNS (Pegawai Negeri Sipil). Sebagian staf UPT.Perpustakaan Unand mengikutsertakan keluarganya. Iftar dalam Bahasa Arab merujuk pada sebuah perjamuan berbuka puasa selama Bulan Ramadhan. Iftar adalah salah satu ibadah di bulan Ramadhan dan sering dilakukan oleh sebuah komunitas dan orang-orang yang berkumpul untuk berbuka puasa bersama-sama (Wikipedia). Dalam kegiatan iftar ini disediakan menu ta’jil. Makna ta’jil dalam Bahasa Arab yakni menyegerakan yang diambil dari kata ‘ajjala-yu’ajjilu. Penjelasan makna ta’jil ini dapat dilihat secara lengkap pada Kitab Fathul Bari pada Bab Khusus yang berjudul Bab Ta’jil Al Fithr yang artinya Bab Menyegerakan Berbuka Puasa. Menu ta’jil yang umum dalam masyarakat Indonesia biasanya kolak, sop buah, es cincau dan es campur. Akan semakin nikmat bila dilengkapi dengan beberapa butir kurma jenis khalas, lulu’ dan dabas yang berasal dari Uni Emirat Arab dan Irak atau pun kurma Mesir dan Tunisia yang biasa banyak ditemui di pasar tradisional.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Online, soliditas mengandung makna keadaan solid (kukuh, berbobot dan sebagainya). Untuk menjaga soliditas organisasi tentu harus ada agenda dan momentum yang tepat untuk melakukan kegiatan secara bersama dengan melibatkan seluruh staf UPT.Perpustakaan Unand. Output yang diharapkan kedepan adalah timbulnya kekompakan , solidaritas yang tinggi dan mampu berkolaborasi dalam team work.

Kegiatan melaksanakan buka puasa bersama merupakan sesuatu yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah Shalallahu’alaihi Wa Sallam karena terdapat berkah pada makanan yang akan dimakan bersama-sama. Hal ini didukung oleh Hadits riwayat Abu Dawud, “Apa kalian makan sendiri-sendiri?”. Para sahabat pun menjawab “iya” Rasulullah lalu menyarankan para sahabat untuk makan bersama-sama. Beliau bersabda, “Makanlah kalian bersama-sama, bacalah bismillah, maka Allah akan memberikan berkah kepada kalian semua”.

Buka puasa bersama di Bulan Ramadhan memiliki dampak positif bagi Pustakawan di UPT.Perpustakaan Unand. Buka puasa bersama dapat membentuk rasa kebersamaan dan menjalin komunikasi dengan rekan sejawat termasuk juga dengan staf UPT.Perpustakan Unand lainnya.

Berikut ini adalah manfaat buka puasa bersama bagi Pustakawan UPT.Perpustakan Unand :

Pertama, Mempererat Silaturahmi. Buka puasa bersama sangat baik untuk mempererat tali silaturahmi. Kesempatan ini biasanyan digunakan untuk memperkuat persaudaraan dengan rekan sejawat. Hal ini berdasarkan dalil Al-Qur’an Surat An Nisa ayat 1 yang artinya, “Hai sekalian manusia bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu dan daripadanya Allah ciptakan isterinya dan daripada keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah dengan (mempergunakan) namaNya kamu saling meminta satu sama lain dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.”

Kedua, Sarana interaksi positif. Dengan memanfatkan momentum buka puasa bersama rekan sejawat, diharapkan sesama rekan sejawat dapat saling berinteraksi secara positif. Paling tidak disetelah buka puasa sebelum pulang ke rumah masing-masing ada gagasan baru untuk organisasi yang perlu disampaikan kepada pimpian UPT.Perpustakaan Unand sehingga kedepan gagasan tersebut difollow up menjadi event paska Idul Fithri 1443 Hijriyyah.

Ketiga, Memperpanjang usia. Memperpanjang usia. Berbuka puasa bersama dapat memperpanjang usia karena aktivitas ini dapat dijadikan sebagai momen untuk saling mendoakan, berbagi perasaan, atau curhat dan meredakan stres, saling mendoakan, saling menghilangkan beban pikiran. Berkumpul dan bercanda bersama dapat meluapkan sebagian masalah hidup. Perasaan bahagia dapat menghindarkan individu daripada terserang penyakit ganas.

Keempat, Mencairkan Hubungan. Dengan berbuka puasa bersama hubungan yang tegang antara satu dengan yang lain karena perbedaan kepentingan bisa mencair dan membaik.

Kelima, Mengisi Waktu Luang. Mengisi waktu luang dengan rekan sejawat dapat membunuh kebosanan dan mungkin dari mengobrol tersebut didapatkan ide untuk saling bertukar pikiran dalam hal yang positif.

Keenam, Mengurangi Resiko Terkena Alzheimer Dementia. Manfaat buka puasa lainnya adalah dapat terhindar dari penyakit Alzheimer Dementia. Penyakit ini ditandai dengan menurunnya kemampuan untuk mengingat seseorang dan kemampuan untuk membuat keputusan.

InsyaAllah iftar bersama ini menjadi agenda tetap kegiatan penguatan soliditas organisasi UPT.Perpustakaan Unand selama bulan suci Ramadhan. Bila perlu acara ini diselenggarakan di UPT.Perpustakaan Unand dengan harapan seluruh staf UPT.Perpustakan Unand membawa keluarganya masing-masing sehingga terbina keakraban antara sesama keluarga besar staf UPT.Perpustakaan Unand. Lebih afdhal lagi apabila sebelum buka puasa bersama dilakukan kuliah lima belas menit (Kulibas) yang bertujuan untuk meningkatkan wawasan keislaman yang berkaitan dengan ibadah shaum Ramadhan.

Fasting is not about a diet of burning calories. It’s about burning ego, pride, and sins, ibadah puasa bukanlah sekedar diet untuk membakar kalori. Tapi lebih kepada membakar ego, kesombongan dan dosa. Semoga kita semua mendapatkan rahmat, pengampunan dan itqun minan nar (pembebasan dari api neraka) dari Allah Subhanahu wata’ala.