11 Mei 2022

Pada Tanggal 10 Mei 2022, di Ruang Pertemuan Lantai I Gedung UPT.Perpustakaan Unand telah diadakan acara halal bil halal. Acara halal bil halal ini bertujuan untuk mempererat Silaturahmi antar sesama staf UPT.Perpustakaan Unand. Acara dibuka oleh Sub Koordinator UPT.Perpustakaan Unand, Andi Saputra, S.Kom, M.Kom. Dalam sambutannya beliau berharap agar sesama staf UPT.Perpustakaan tetap kompak. Beliau juga menyampaikan informasi bahwa UPT.Perpustakaan Unand telah mendapatkan penilaian terbaik keempat dari sepuluh Perpustakaan Perguruan Tinggi se Indonesia berdasarkan penilaian Kemendikbudikti. Prestasi ini patut disyukuri karena keberhasilan ini merupakan hasil kerjasama yang baik antara staf UPT.Perpustakaan Unand dengan pimpinan Universitas Andalas. Disamping itu dibahas persoalan lembur sore dan juga perubahan tentang penggunaan aplikasi bebas pustaka mandiri. Isu lain yang berkembang disampaikan oleh Kepala UPT.Perpustakaan Unand, Drs.Yasir, S.Sos yang menyampaikan keluhan pemustaka berkaitan ketidaknyamanan akses di ruang koleksi Local Content karena tidak tersedia AC (Air Conditioned) sehingga pemustaka merasakan kondisi hawa panas. Kondisi ruang Local Conten yang terbuka tidak memungkinkan disediakannya AC solusinya dengan menyediakan kipas angin. Semoga dengan adanya acara ini diharapkan staf UPT.Perpustakaan Unand makin meningkat solidaritas dan kinerjanya sehingga UPT.Perpustakaan Unand semakin memiliki banyak prestasi dimasa mendatang.

21 April 2022

Pada hari Rabu, Tanggal 20 April 2022, Pukul 12.45 WIB, tepatnya setelah shalat Ba’diyah Dzuhur, keluarga besar Universitas Andalas mengadakan Acara peringatan Nuzulul Quran di Masjid Nurul ‘Ilmi Universitas Andalas. Acara peringatan Nuzulul Quran ini diberi tema “Implementasi Nilai-Nilai AL-Quran Dalam Kehidupan”. Acara ini dinahkodai oleh staf Humas Unand yakni Dunan Syee Caniago. Saat pembukaan acara Dunan menyampaikan Rundown Acara kegiatan Nuzulul Quran beserta mengutip beberapa kaidah penting tentang pentingnya nilai-nilai Al-quran.

Acara ini diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Quran oleh saudara Fadli. Selang waktu berjalan, Rektor Universitas Andalas yakni Prof. Dr. Yuliandri, SH., MH memberikan kata sambutan kepada semua hadirin, kemudian acara dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh Ustadz Drs. H. Ristawardi Dt. Marajo Nan Batungkek Ameh.

Dalam penyampaiannya, Ustadz Drs. H. Ristawardi Dt. Marajo Nan Batungkek Ameh menjadikan filosofi lebah sebagai bagian dari materi ceramahnya serta mengutip ayat Al-Quran Surat An-nahl ayat ke-68 yang artinya "Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah". Beliau juga mengatakan orang minang ini pandai dalam berguru, yang mana beliau ungkapkan dalam bahasa minang yang lebih kurang berbunyi : "Alam Takambang Jadi Guru".

Jama’ah yang hadir dalam acara tersebut, terkesima dengan penyampaian Dt .Marajo Nan Batuangkek Ameh yang pandai dalam menganalogikan sebuah perumpamaan dengan pepatah-pepatah minang. Selesai penyampaian materi, acara ditutup dengan pembacaan do’a yang dipimpin langsung oleh Ustadz Drs. H. Ristawardi Dt. Marajo Nan Batungkek Ameh.

22 Maret 2022

Pada Hari Selasa tanggal 22 Maret 2022, Panitia Pekan Library kedatangan dua orang Mahasiswa Ilmu Komunikasi Unand. Kedua mahasiswa yang tidak ingin disebutkan namanya tersebut ingin mewawancarai Panitia Pekan Library. Saat Mahasiswa Ilmu Komunikasi Unand tersebut berkunjung ke ruang Automasi UPT.Perpustakaan Unand mereka disambut oleh Bapak Beni Adri Yasin, S.Kom selaku Sekretaris Panitia Pekan Library 2022. Kedua mahasiswa itu ingin mengetahui proses pelaksanaan Pekan Library 2022 dan apa target dalam event tersebut. Disamping itu juga untuk menyelesaikan tugas kuliah yang diberikan dosen pengampu.

Bapak Beni Adri Yasin memberikan penjelasan bahwa Pekan Library 2022 ini diadakan bertujuan untuk mempererat silaturahmi dan kerjasama serta kolaborasi antara Pustakawan dengan Pemustaka khususnya Sivitas Akademika Unand, Pustakawan Unand dengan Pustakawan luar Unand, Pustakawan Unand dengan Pegiat Literasi dan juga dengan stakeholder seperti Gramedia Pustaka Utama. Dalam pelaksanaannya Pekan Library 2022 menggunakan dana terbatas dan hari pertama kegiatan berjalan dengan baik dan lancar. Target yang dicapai bagaimana buku yang dihibahkan oleh UPT.Perpustakaan Unand dapat dimanfaatkan oleh sivitas akademika sebagai referensi perkuliahan. Selain itu target lainnya agar sivitas akademika Unand benar-benar memanfaatkan UPT.Perpustakaan Unand sebagai sumber belajar, tempat diskusi dan kongkow-kongkow sehingga imej perpustakaan di zaman old tidak ada lagi. Terakhir Bapak Beni Adri Yasin memberikan sedikit motivasi kepada kedua mahasiswa agar benar-benar serius dalam menuntut ilmu di Universitas Adalas.

11 April 2022

Allah Subhanahu Wata’ala berfirman : “Aku tidaklah menciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyaat [51]: 56)

Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul-(Nya), maka mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, (yaitu) para Nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang shalih. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baik-nya.” [An-Nisaa’/4 : 69]

Dikutip dari halaman artikel muslim.or.id tentang pengertian tauhid, bahwasannya Makna tauhid secara bahasa arab merupakan bentuk masdar dari fi’il wahhada-yuwahhidu (dengan huruf ha di tasydid), yang artinya menjadikan sesuatu satu saja.

Tauhid Al Asma’ was Sifat adalah mentauhidkan Allah Ta’ala dalam penetapan nama dan sifat Allah, yaitu sesuai dengan yang Ia tetapkan bagi diri-Nya dalam Al Qur’an dan Hadits Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam. Dalam daftar sifat-sifat dan nama Allah terdapat 2 sifat yang sering disebutkan dalam Al-quran yaitu yaitu Al Bashir yang berarti Maha Melihat dan As Sami yang berarti Maha Mendengar.

Tauhid dalam kehidupan seorang muslim seperti pondasi dalam bangunan. Apabila bangunan itu memiliki pondasi yang kuat, maka rumah yang dibangun diatas pondasi tersebut akan kuat, begitu juga tauhid. Tauhid adalah pondasi dalam agama Islam. Apabila tauhid seorang muslim kuat dan mengakar didalam dirinya, maka insyaa Allah nilai-nilai tauhid dan implementasinya akan terlihat dalam kehidupannya.

Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin berkata: “Sesungguhnya ilmu tauhid adalah ilmu yang paling mulia dan paling agung kedudukannya. Setiap muslim wajib mempelajari, mengetahui, dan memahami ilmu tersebut, karena merupakan ilmu tentang Allah Subhanahu wa Ta’ala, tentang nama-nama-Nya, sifat-sifat-Nya, dan hak-hak-Nya atas hamba-Nya” (Syarh Ushulil Iman, 4).

Seorang muslim yang bertauhid tentu akan mengimplementasikan nilai-nilai tauhid dalam setiap pekerjaan yang dilakukannya. Untuk mengukur Tauhid dalam diri seorang muslim, maka dapat dilihat dari aspek berikut :

1. Selalu merasa dalam pengawasan Allah Subhanahu Wata’ala

Menjadikan pengawasan Allah Subhanahu Wata’ala dalam setiap pergerakan, pekerjaan, perkataan dan perbuatan merupakan langkah yang tepat. Dalam pekerjaan sehari-hari terkadang seseorang bekerja tanpa pengawasan atasan langsung, ataupun terluput dari pengetahuan manusia tentang pekerjaannya.

Tidak semua orang mengetahui apa saja yang kita lakukan dalam bekerja, akan tetapi Allah Subhanahu Wata’ala Maha Melihat akan hal tersebut. Orang yang sudah tertanam didalam hatinya tentang pengawasan Allah, dia tidak akan keluar dari koridor syariat yang ada, sehingga keseharian pekerjaannya mencerminkan nilai-nilai tauhid dalam dirinya.

2. Menjadikan kejujuran sebagai tolak ukur integritas

Banyak hal yang bisa dilakukan didalam pekerjaan entah itu benar-benar terjadi, atau hanya sekedar rekayasa belaka. Contoh kasus : seorang pegawai diminta membuat laporan keuangan tahunan. Pegawai yang bertauhid akan memberikan laporan yang sesuai tanpa ada modifikasi didalamnya. Hal tersebut dilakukan karna memposisikan dirinya sebagai hamba yang selalu dalam pengawasan Allah Subhanahu Wata’ala dan rasa takut tersebut juga dibarengi dengan keimanan terhadap hari pembalasan. Dalam rukun iman pada poin kelima yang berbunyi beriman kepada hari akhir, yaitu meyakini dengan sepenuh hati bahwa setiap amal Pekerjaan dan perbuatan yang dilakukan selama hidup didunia akan dipertanggungjawabkan kelak di hari akhir.

3.Tidak mementingkan pandangan orang lain terhadap pekerjaannya

Sebagian orang menjadikan kinerja dan integritasnya dalam bekerja terpaku pada penilaian dan pengawasan orang lain. Biasanya pekerjaan yang dilakukan ingin dilihat dan diapresiasi oleh orang lain. Apabila tidak ada orang yang melihat, maka dia mengerjakan pekerjaan dengan malas-malasan, apabila ada atasan yang melihat baru tampak keseriusannya dalam bekerja. Menanamkan tauhid dalam diri adalah sebuah ketenangan yang haqiqi. Tak peduli orang mau berkata apa dan menilai apa, yang terpenting adalah bagaimana penilaian Allah terhadap pekerjaannya.

4. Mentaati aturan yang diberikan

Seorang pegawai sejatinya mesti menjadikan aturan yang dibuat oleh perusahaan/kantor tempat dia bekerja untuk ditaati. Bentuk keteladanan dan pemahaman tauhid yang ditanamkan didalam diri adalah dengan mentaati aturan yang telah dibuat oleh perusahaan. Sebagian kaum muslimin menjadikan jabatan dan kedudukan sebagai ajang untuk merencanakan program-program yang melanggar syariat islam : seperti membuat pengadaan-pengadaan yang sebenarnya tidak terlalu penting, namun diadakan dalam rangka ada kepentingan lain yang pastinya Allah maha mengetahui akan hal tersebut.

5. Bersemangat dan loyalitas dalam bekerja

Bekerja merupakan bagian dari ibadah dalam pandangan agama islam. Tentunya tempat bekerja, apa yang dikerjakan dan hasil yang dikerjakan mesti halal dan sesuai dengan kaidah-kaidah syariat islam. Allah subhanahu Wata’ala sangat mencintai orang yang pandai, loyalitas dan sungguh-sungguh dalam bekerja. Bekerja dengan tujuan untuk menafkahi diri sendiri ataupun keluarga dalam rangka menjauhkan diri dari minta-minta terhadap orang lain merupakan kewajiban bagi setiap muslim, dan mesti diniatkan karna Allah. Menampakkan loyalitas dan semangat adalah ciri-ciri pengamalan tauhid yang nyata. Meskipun terkadang lingkungan tidak mendukung, maka tetaplah bersemangat dan loyalitas dalam bekerja, karna semuanya jika diniatkan karna Allah, akan bernilai pahala yang besar dan menjadi kebahagiaan tersendiri bagi orang yang mengamalkannya.

Tulisan ini merupakan nasehat dan pengingat bagi penulis maupun saudara sesama muslim dimanapun berada. Terkadang sebagian orang dia mengaku islam namun tak tampak nilai-nilai keislaman tersebut dalam pekerjaan kesehariannya, bahkan tak jarang bila sebuah tipudaya, laporan palsu, ataupun pelanggaran syariat lainnya menjadi biasa dilingkungan pekerjaan kaum muslimin. Sekiranya tauhid tidak mengakar dalam diri seorang hamba, tentulah manusia akan berbuat sesukanya, tidak merasa diawasi dan hanya takut terhadap pengawasan dan penilaian manusia, sementara apa yang dilakukan oleh setiap hamba tidak pernah terlepas dalam pengawasan Allah Subhanahu Wata’ala dan akan dipertanggungjawabkan kelak di hari kiamat.