Items filtered by date: Jun 2022
28 Jun 2022 In Berita dan Peristiwa

Iswadi Syahrial Nupin, S.Sos, M.Si, Pustakawan Muda UPT Perpustakaan Unand, terpilih menjadi pemenang lomba penulisan naskah Inkubator Literasi Pustaka Nasional tingkat Sumatera Barat. Kegiatan lomba ini diselenggarakan oleh Perpusnas Press, unit penerbitan dari Perpustakaan Nasional RI yang bertugas menerbitkan karya tulis dan publikasi di bidang perpustakaan dan kepustakawanan. Mengusung tema Literasi Digital di Era Industri 4.0 Dalam Rangka Mendukung Kearifan Lokal di Sumatera Barat.

Kegiatan ini sudah dimulai sejak bulan April 2022, yang diawali dengan proses pengumpulan naskah. Selanjutnya pada bulan Mei 2022 sudah terpilih sebanyak 15 naskah terbaik, yang nantinya akan diterbitkan dalam bentuk buku oleh Perpusnas Press. Dari 15 naskah tersebut panitia lomba memilih 3 naskah terbaik.

Berdasarkan hasil penilaian dewan juri, yang diumumkan pada tanggal 20 Juni 2022, Iswadi Syahrial Nupin, dengan naskahnya yang berjudul “Promosi Destinasi Wisata Nagari, Mampukah Pengelola Perpustakaan?,” terpilih menjadi salah satu peserta terbaik mendampingi Mardhiyan Novita MZ, dan Sahari Ramadhani. Selain naskahnya diterbitkan oleh Perpusnas Press, ketiga tulisan terbaik juga diganjar dengan hadiah Rp. 1.000.000,-.

Andi Saputra, Sub Koordinator Perpustakaa, mewakili tenaga kependidikan UPT Perpustakaan Unand, merasa bersyukur dan bangga atas prestasi yang sudah diraih oleh Saudara Iswadi. Lebih lanjut beliau mengatakan bahwasanya “Semenjak menamatkan pendidikan S2nya di IPB, Saudara Iswadi sangat aktif menulis  artikel di bidang ilmu kepustakawanan. Beberapa tulisannya sudah diterbitkan di koran lokal dan nasional. Selain itu beliau juga sudah melahirkan 2 buah buku dalam 1 tahun terakhir”.

Semoga apa yang sudah digapai oleh Saudara Iswadi bisa menjadi pemicu dan motivasi bagi rekan-rekan pustakawan, maupun tenaga fungsional lainnya yang ada di lingkungan Unand.

27 Jun 2022 In Berita dan Peristiwa

Pada tanggal 27 Juni 2022, telah diadakan Rapat Perencanaan Bedah Buku Karya 12 Guru Besar Fakultas Peternakan Universitas Andalas (Unand). Dua belas Guru besar itu adalah Prof. Dr. Ir. Arnim, M.S, Prof. Dr. Ir. Zaituni Udin, M.Sc, Prof. Dr. Ir. Fauzia Agustin, M.S, Prof. Dr. Ir. Mardiati Zain, M.S, Prof. Dr. Ir. Wizna, M.S, Prof. Dr. Ir. Mirnawati, M.S, Prof. Dr. Ir. Husmaini, M.P, Prof. Dr. Ir. Maria Endo Mahata, M.S, Prof. Dr. Ir. Nuraini, M.S, Prof. Dr. Ir. Yetti Marlida, M.S, Prof. drh. Hj. Endang Purwati, M.Sc, Ph.D, dan Prof. Dr. Ir. Salam N. Aritonang, M.S.

Acara Bedah Buku tersebut rencananya diadakan di lantai 3 UPT.Perpustakaan Unand. Disamping acara Bedah Buku diselenggarakan pula Launching Ruang Baca Karya Dosen Unand. Ruang Baca Karya Dosen berada di lantai 3. Turut hadir dalam Rapat Persiapan Bedah Buku dan Launching Ruang Baca Karya Dosen Unand, Bapak Uyung Gatot Syafrawi Dinata (Ketua LPPM Unand), Bapak Harben Sani (Koordinator Tata Usaha LPPM Unand) dan dua orang perwakilan Guru Besar Fakultas Peternakan Unand. Pihak UPT.Perpustakaan Unand yang mengikuti rapat tersebut adalah Bapak Yasir (Kepala UPT.Perpustakaan Unand) dan Bapak Andi Saputra (Sub Koordinator UPT.Perpustakaan Unand). Kegiatan ini rencananya akan diselenggarakan pada 10 Agustus 2022.

24 Jun 2022 In Iswadi Syahrial Nupin

Era kekinian menuntut seseorang untuk bekerja lebih giat dalam memenuhi kebutuhan fisiologis. Beban dan tanggung jawab kerja mengharuskan seseorang agar senantiasa meningkatkan kinerja semakin meningkat dan serius menyukseskan visi dan misi organisasi. Pustakawan Perguruan Tinggi memiliki peranan penting dalam menyukseskan visi dan misi organisasi yang menaunginya. Pustakawan Universitas Andalas (Unand) misalnya seyogianya berusaha untuk menyukseskan visi dan misi Unand yaitu Menjadi Universitas Terkemuka dan Bermartabat pada Tahun 2028. Misi Unand yakni :

  1. Menyelenggarakan pendidikan akademik dan profesi yang berkualitas, berkarakter serta berkesinambungan;
  2. Menyelenggarakan penelitian dasar dan terapan yang inovatif untuk menunjang pembangunan dan pengembangan IPTEK serta meningkatkan publikasi ilmiah dan HAKI;
  3. Mendharmabaktikan IPTEK yang dikuasai kepada masyarakat;
  4. Menjalin jaringan kerjasama yang produktif dan berkelanjutan dengan kelembagaan pendidikan, pemerintahan dan dunia usaha di tingkat daerah, nasional dan internasional;
  5. Mengembangkan organisasi dalam meningkatkan kualitas tata kelola yang baik (good university governance) sehingga mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan strategis;
  6. Mengembangkan usaha-usaha, baik dalam bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat serta usaha lainnya yang berkaitan dengan core bisnis Unand yang dapat meningkatkan revenue.

Visi dan Misi Unand merupakan tanggung jawab seluruh sivitas akademika termasuk pustakawan yang juga tenaga kependidikan di Unand. UPT. Perpustakaan Unand sebagai unsur penunjang atau sumber belajar tetap memiliki tanggung jawab untuk menyukseskan proses belajar mengajar sehingga tercipta insan akademiki (baca:sarjana, magister dan doktor) yang mumpuni dalam bidangnya.

Beban dan tanggung jawab kerja yang berat tersebut terkadang “menjebak” Pustakawan sehingga merasa “paling” bertanggung jawab agar Unand sukses dan rankingnya dalam Webometrics. Beban kerja Pustakawan Unand yang meningkat ditunjukkan oleh job description yang rangkap mereka kerjakan. Hal ini dikarenakan Pustakawan Senior telah banyak yang pensiun (retirement) dan tidak adanya rekruitmen pustakawan untuk “menghandle” pekerjaan yang mereka tinggalkan. Apabila pustakawan tidak memiliki manajemen waktu kelamaan dapat pula pustakawan tersebut menjadi workaholic.

Dilansir dari wikipedia.com, adalah suatu kondisi dari seseorang yang mementingkan pekerjaan secara berlebihan dan melalaikan aspek kehidupan yang lain. Workaholic mempunyai kecanduan yang tidak sehat, dalam hal ini adalah kecanduan kerja, mengejar karier dan menganggap mereka adalah satu-satunya yang bisa mengerjakan pekerjaan dengan benar. Workaholic biasa disematkan kepada mereka yang menggilai sebuah pekerjaan. Setiap wilayah ataupun negara sudah pasti memiliki angkatan karyawan yang gila bekerja.

Berdasarkan data statistik yang mereka dapatkan dari Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan, penduduk Jepang, Kanada dan Meksiko disebut sebagai negara yang memiliki jam kerja minimal setengah jam lebih lama dari jam kerja standar yang dikeluarkan Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan setiap harinya, yakni 8,1 jam. Meksiko menduduki peringkat paling teratas dimana penduduknya rata-rata memiliki total jam kerja hampir 10 jam per hari. Meski begitu, negara ini juga memiliki rata-rata tingkat pekerjaan yang tidak dibayar, yakni sekitar 4,2 jam. Sementara itu, penduduk di negara Eropa disebut menjadi yang sebaliknya. Mereka memiliki jam kerja yang paling sedikit dibandingkan negara lainnya, khususnya penduduk Belgia yang rata-rata hanya bekerja maksimal 7,1 jam setiap hari.

Banyak orang kurang sepakat akan definisi workaholic atau gila kerja. Ada yang menyebutkan, workaholic itu muncul dikarenakan orang tersebut mencintai pekerjaannya, sehingga bersedia mengorbankan seluruh waktunya untuk pekerjaan itu. Tetapi, menurut Dr Randall S. Hansen, edukator dan penulis buku seputar motivasi, di masa sekarang workaholic bukan hanya sebatas rasa cinta terhadap pekerjaan. "Ini juga berkaitan dengan tuntutan finansial, sosial, dan juga teknologi. Tuntutan finansial membuat harus menghasilkan banyak uang untuk kebutuhan hidup, sehingga bisa jadi akan melakukan segala jenis pekerjaan dan mengorbankan waktu istirahat. Sementara tuntutan sosial lebih berkaitan pada budaya kerja masyarakat atau negara tertentu. Sedangkan tuntutan teknologi sedikit-banyak dipengaruhi oleh adanya e-mail, blackberry, hingga fasilitas lainnya. Otomatis, Anda tidak bisa beristirahat meskipun sudah di rumah," jelas Hansen.

Apabila seorang Pustakawan menjadi workaholic, akibatnya bisa berdampak buruk terhadap hidupnya. Misalnya saja, mudah stres dan frekuensi pertemuan dengan keluarga juga jadi berkurang. Survei yang dilakukan di Amerika Serikat memperlihatkan, 40 persen pekerja malah tidak ingin mengambil kesempatan untuk berlibur, karena takut ketinggalan pekerjaan saat kembali bekerja lagi. Padahal, liburan juga penting untuk menyeimbangkan kondisi pikiran dan jiwa seseorang. Ciri-ciri seseorang pengidap workaholic yaitu memiliki prinsip pekerjaan adalah prioritas utama, stres jika tidak bisa bekerja, mudah sakit, menjadikan kerja sebagai pelarian, tidak punya waktu untuk kehidupan pribadi (work-life balance), dan tak menyadari bahwa yang bersangkutan mengidap workaholic.

Workaholic berbeda dengan pekerja keras (hardworker). Hardworker memiliki motivasi ingin berkontribusi secara maksimal dalam pekerjaannya, namun tetap menyisihkan waktu untuk kehidupan sosial. Misalnya, pekerja keras masih mau diajak main futsal atau bersepeda santai setelah jam kerja bersama rekan-rekan pada hari tertentu. Kadang kala masih menyisihkan waktu hari Minggu untuk bersantai bersama keluarga ke pantai atau ke pegunungan.

Orang yang bekerja keras memang asyik dengan pekerjaannya, namun keasyikannya itu sangat alasan yakni untuk merealisasikan target-target yang dinamis. Siapapun yang membaca riwayat hidup Thomas Alva Edison, sang penemu listrik, akan menyimpulkan beliau sebagai pekerja keras. Kegiatan rutin beliau adalah membaca, bereksperimentasi, bertemu dengan orang lain, dan lain-lain. Nasihat Thomas Alva Edison yang sangat tepat di sini adalah: "Jangan hanya menenggelamkan diri pada kesibukan tetapi lupa menanyakan tujuan dari kesibukan itu." Pekerja keras akan menetapkan batas pada pekerjaan sehingga masih memiliki relasi dengan keluarga dan teman, serta melakukan aktivitas rekreasi. Disamping itu, pekerja keras dapat mengendalikan dirinya untuk tetap tenang dan mampu mengalihkan pikirannya pada hal-hal yang menyenangkan selain pekerjaannya.

Bila dilihat dari narasi diatas dimanakah posisi Pustakawan Unand?  Pustakawan Unand dapat diposisikan sebagai pekerja keras. Realitanya, Pustakawan Unand umumnya mengambil cuti tahunan setiap tahun. Meskipun Pustakawan Unand memiliki jiwa altruisme dalam melayani pemustaka namun Pustakawan Unand bukanlah workaholic. Perilaku workaholic biasanya diidap oleh buruh pabrik karena bos perusahaan menekankan target produksi tertentu sehingga apabila target perusahaan tidak terpenuhi maka yang bersangkutan akan terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Demikian pula halnya dengan pemilik toko grosir yang memiliki pelanggan yang banyak. Adakalanya pemilik toko tersebut enggan menutup tokonya untuk sekedar berlibur akhir tahun menuju destinasi wisata yang viral di media sosial. Padahal tempat wisata yang dituju tidak begitu jauh dan tak sampai menguras isi dompetnya. The world is a book, and those who do not travel read only one page. Dunia adalah sebuah buku dan mereka tidak bepergian hanya karena membaca satu halaman. Demikian quote Saint Augustine, sang filosof Romawi Barat Abad ke 3 Masehi.

09 Jun 2022 In Berita dan Peristiwa

Kamis, 09 Juni 2022 Kepala Perpustakaan Universitas Andalas Drs. Yasir, S.Sos menerima sebuah buku yang berjudul “Antologi Kepustakawan Era Disrupsi”. Buku tersebut diserahkan langsung oleh penulis  yakni Bapak Beni diruangan kepala perpustakaan. Buku tersebut ditulis oleh 2 orang penulis, yakni bapak Iswadi Syahrial Nupin, S.Sos., M.M (Pustakawan) dan penulis kedua adalah bapak Beni Adri Yassin, S.Kom (Tendik Bidang Teknologi Informasi).

Pada kesempatan pertemuan tersebut, kepala perpustakaan menyampaikan rasa syukur dan gembira dengan pencapaian dan kinerja yang diberikan oleh Bapak Iswadi dan Bapak Beni, mengingat padatnya jadwal dan rutinitas pekerjaan di perpustakaan, namun tetap berkarya dan menghasilkan terobosan dalam dunia penulisan dan kepustakawanan.

Menanggapi hal tersebut, Bapak Beni juga menyampaikan rasa terima kasih dan harapan kedepannya terkait pengembangan Sumber Daya Manusia, Apresiasi Kinerja Tendik dan Pustakawan di Perpustakaan Unand. Bapak Beni menilai berkarya merupakan sebuah pencapaian yang baik dan memberikan dampak positif bagi diri sendiri dan tentunya juga mengharumkan nama Perpustakaan dan Universitas Andalas. Terbitnya buku ini, mudah-mudahan memberikan motivasi bagi rekan kerja lainnya, mengingat tak ada keterbatasan dalam berkarya dan berinovasi, dan tak tertutup kemungkinan bukan hanya tenaga pengajar, tenaga pendidik juga mesti berkarya dan berprestasi. Saat penghujung pertemuan, kepala perpustakaan dan Bapak Beni mengabadikan momen hibah  buku tersebut dengan fhoto bersama.

Halaman 1 dari 2