Iswadi Syahrial Nupin (37)

Didalam mukaddimah Undang-undang Dasar 1945 pada alenia ke 4 dinyatakan, “......melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,.....”. Pada alenia tersebut tertulis kata mencerdaskan kehidupan bangsa. Mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan salah satu amanah para pendiri bangsa (founding fathers) setelah kemerdekaan Republik Indonesia. Prof. Sri Edi Swasono (2005) menjelaskan bahwa maksud “Mencerdaskan kehidupan bangsa” adalah kehidupannya yang dicerdaskan, bukan sekedar kemampuan otaknya. Mencerdaskan kehidupan bangsa lebih merupakan konsepsi budaya daripada konsepsi biologis-genetika. Para founding father menolak sikap dan perilaku ke-inlander-an, yaitu sikap hidup sebagai inlander, sebagai yang terjajah, terbenam harga dirinya, penuh unfreedom atau keterbelengguan diri. Kehidupan yang cerdas menuntut kesadaran harga diri, harkat, dan martabat, kemandirian memiliki innerlijke beschaving, tahan uji, pintar dan jujur.

Cerdas literasi sosial merupakan tuntutan di Era Revolusi Industri 4.0. Literasi sosial didefinisikan kemampuan anak usia dini untuk berinteraksi, memelihara, dan membangun hubungan dengan orang lain. Kegiatan literasi sosial tidak hanya melibatkan guru PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) akan tetapi juga aktivis literasi dan pustakawan. Literasi sosial melibatkan kemampuan mengetahui dan mengekspresikan emosi sendiri dengan sukses. Literasi sosial juga disebut kecerdasan sosial atau literasi emosional (Hamilton, 2006). Realitas ini sesuai dengan pernyataan Hurlock (1978),  bahwa kecerdasan sosial dalam hal ini literasi sosial merupakan perolehan kemampuan berperilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial. Literasi sosial difokuskan untuk meningkatkan keterampilan sosial anak. Karena pentingnya keterampilan sosial anak, maka anak perlu belajar dan praktek keterampilan sosial. Dalam riset yang dilakukan oleh Alexander dan Entwisle, ditemukan hasil bahwa anak yang mampu dalam keterampilan sosial mempengaruhi akademik mereka sebaik perilaku sosialnya (dalam Kostelnik, 1999).

Berikut ini dijelaskan tentang tahapan literasi sosial bagi anak khususnya usia dini :

Pertama, Literasi sosial dimulai dengan penyajian materi pola asuh anak usia dini, dengan mengundang orangtua untuk menjelaskan tentang pola pengasuhan anak usia dini kaitannya dengan peningkatan kemampuan literasi sosial anak. Kegiatan ini dilanjutkan dengan tanya jawab, brainstorming, diskusi kelompok, dan umpan balik hasil diskusi.

Kedua, Penguatan literasi sosial anak usia dini melalui cerita tentang kehidupan hewan untuk membangkitkan kemampuan literasi sosial yang sekaligus imajinasi anak tentang dunia sekelilingnya dengan menirukan suara binatang sekaligus memberi penguatan nilai-nilai kerjasama. Kegiatan tahap kedua ini didukung dengan gambar hewan secara seri/berurutan.

Ketiga, Penguatan literasi sosial anak usia dini melalui kegiatan bermain. Penguatan literasi sosial anak usia dini ini dengan metode bermain seperti menjala ikan atau menyusun kayu-kayu kecil yang kemudian menjadi bangunan. Permainan ini mendidik anak untuk berkolaborasi dengan baik, dan mau bermain dengan siapa saja tanpa pandang bulu. Dengan demikian literasi sosial anak diharapkan semakin kuat dan berkembang baik.

Agar kegiatan literasi sosial yang dilaksanakan di TBM berjalan dengan baik maka perlu adanya wadah atau forum masyarakat pegiat literasi. Hal ini sesuai dengan Rancangan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 1 Tahun 2022 tentang Perpustakaan BAB X Peran serta Masyarakat Pasal 78 ayat 2 yang berbunyi, Dalam rangka mendorong peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pemerintah Daerah melalui Perangkat Daerah dapat memfasilitasi terbentuknya wadah atau forum masyarakat penggiat literasi atau masyarakat gemar membaca. Yang menjadi pertanyaan dalam pasal ini tentang adanya redaksi memfasilitasi, apakah forum masyarakat pegiat literasi ini hanya mendapatkan fasilitas berupa legalitas organisasi secara hukum an sich, atau mendapat bantuan dana operasional dari Pemerintah Provinsi Sumatera Barat?. Semoga isu ini dapat dituntaskan dengan segera. Kegiatan Literasi sosial ini seyogianya juga diperluas dengan pemahaman aktivitas literasi informasi kepada khalayak. Oleh karena itu perlu kolaborasi yang baik antara pustakawan dengan aktivis literasi.

            Poin kerjasama yang perlu dibangun antara Pustakawan dengan Aktivis Literasi adalah sebagai berikut :

Pertama, membentuk forum masyarakat pegiat literasi yang pengurusnya adalah pustakawan dan aktivis literasi. Tujuanya agar transformasi ilmu pengetahuan dan sharing knowledge antara Pustakawan dan Aktivis Literasi berlangsung dengan baik.

Kedua, mengadakan pelatihan yang diinisiasi oleh organisasi Pustakawan terkait dengan tata kelola koleksi. Pustakawan dapat membagikan ilmunya kepada pengelola Taman Bacaan Masyarakat yang pengelolanya adalah aktivis literasi. Pustakawan yang menjadi narasumber otomatis memperoleh angka kredit yang dapat digunakan untuk kenaikan pangkat / jabatan. Pengenalan SLIMs (Senayan Library Management Systems) sangat penting bagi aktivis literasi dan perlu diterapkan pada Taman Bacaan Masyarakat.

Ketiga, bekerjasama dengan pemangku kebijakan di daerah dalam membentuk Taman Bacaan Masyarakat atau Perpustakaan Nagari apabila diwilayah tersebut tidak terdapat Taman Bacaan Masyarakat dan juga Perpustakaan Nagari. Untuk itu diperlukan pendekatan yang baik dengan pemangku kebijakan di daerah sehingga Perpustakaan Nagari atau Taman Bacaan Masyarakat dapat dibina oleh forum masyarakat pegiat literasi.

Apabila ketiga kerjasama diatas berjalan dengan baik maka bukan tidak mungkin di Sumatera Barat terbentuk Masyarakat Sadar Literasi Informasi. Penguatan budaya literasi adalah kunci memajukan Indonesia. Demikian kata Lenang Menggala inisiator Gerakan Menulis Buku Indonesia..

Setiap orang yang bekerja di kantor pasti akan mengalami stress kerja. Tak terkecuali Pustakawan. Perubahan software penginputan data koleksi lama digantikan yang terbaru membuat pustakawan harus kembali mempelajari aturan input data baru agar dapat bekerja dengan baik. Bagi digital immigrant yang kurang ahli atau tidak memiliki interes untuk belajar penginputan data, otomatis membuat yang bersangkutan mengalami stres kerja. Stres kerja juga terjadi akibat beban kerja yang meningkat karena tanggung jawab yang besar atau memaksakan diri untuk mencapai target tertentu untuk mencapai tujuan organisasi.

Yoder dan Staudohar (1982) mendefinisikan job stress refers to a physical or psychological deviation from the normal human state that is caused by stimuli in the work environment. Kurang lebih memiliki arti yakni suatu tekanan akibat bekerja juga akan mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi fisik seseorang, di mana tekanan itu berasal dari lingkungan pekerjaan tempat individu tersebut berada. Emosi ini terbentuk kemungkinan berasal dari job burn out. Job burn out adalah perasaan lelah saat harus bekerja atau melakukan hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan. Rasa lelah bekerja ini bisa jadi berbentuk fisik maupun emosional yang melibatkan berkurangnya perasaan bangga dan puas atas capaian yang dihasilkan dalam pekerjaan. Proses berfikir yang terlalu rumit dan njelimet membuat kondisi otak menjadi lelah. Disamping itu juga lantaran yang bersangkutan memiliki penyakit bawaan ditambah lagi beban kerja yang meningkat membuat yang bersangkutan stress.

Dilansir dari Accurate Online, manajemen stress adalah suatu cara atau metode penanganan gangguan psikologis yang ditujukan untuk mengendalikan tingkat stress individu, khususnya stres kronis. Beberapa ahli ada yang menjelaskan bahwa manajemen stress adalah suatu kemampuan dalam menggunakan sumber daya manusia secara efektif untuk bisa mengelola dan juga mengatasi gangguan serta kekacauan mental serta emosional yang terjadi karena adanya respon atau tanggapan.

Menyigi manajemen stres bertujuan untuk memperbaiki kualitas hidup yang lebih baik. Secara umum, stress mampu mempengaruhi cara pikir dan emosi setiap orang. Bila tekanan yang dialami oleh seseorang ternyata sangat besar, hal tersebut akan mengancam kemampuan setiap orang dalam menghadapi kondisi dan situasi dari lingkungannya.

Faktor penyebab stres kerja dapat dibagi menjadi dua yaitu penyebab stres dari internal maupun eksternal. Berikut ini dijelaskan penyebab stres internal (dalam diri) :

Pertama, Workaholic (Gila Kerja). Workholic adalah orang yang melakukan pekerjaan secara kompulsif dan sangat kerap mengorbankan waktu tidur serta keluarganya sehingga mengakibatkan tekanan dalam jiwanya.

Kedua, Fixed Mindset, yakni mereka yang memiliki pikiran sempit dan kaku. Umumnya mereka memiliki banyak pikiran dan kaku atau tidak berpikir sama sekali secara normal.

Ketiga, Pikiran Negatif, hal tersebut ditandai dengan adanya cara pikir yang pesimistis, berlebihan mengkritik diri sendiri dan menganalisis sesuatu secara berlebihan.

Keempat, Gaya hidup dan juga kebiasaan buruk, seperti begadang, minum alkohol, kafein, perokok, dan sebagainya.

Adapun faktor penyebab stres eksternal (luar diri) yaitu :

Pertama, Peristiwa penting yang terjadi dalam hidup seseorang, seperti meninggalnya orang yang dikasihi, kehilangan pekerjaan, perceraian, putus cinta, dan sebagainya.

Kedua, Adanya interaksi sosial, seperti perlakukan kasar dari orang lain, sikap agresif dari orang lain, intimidasi dari pihak yang lebih berkuasa, dan sebagainya

Ketiga, Di dalam perusahaan, seperti deadline pekerjaan yang ketat, intimidasi dari pihak atasan atau rekan kerja, peraturan yang terlalu kaku, dan sebagainya.

Keempat, Kecerobohan sendiri, seperti lupa menyimpan kunci, lupa mematikan listrik, rusaknya peralatan, dan sebagainya.

Agar stres kerja dapat di manage dengan baik oleh pustakawan ada beberapa langkah yang harus dilakukan :

Pertama, Melakukan Pendekatan Individual. Pendekatan individual sangat diperlukan untuk menentukan keberhasilan manajemen stress di dalam suatu Perpustakaan. Ada baiknya dilakukan penerapan manajemen waktu secara baik dan tepat, meningkatkan waktu olahraga, melatih diri agar lebih rileks, memperluas sosialisasi.

Kedua, Melakukan Pendekatan Organisasional. Pendekatan organisasional dilakukan untuk mengelola stress di Perpustakaan. Umumnya dilakukan dengan cara :

a)      Membuat iklim Perpustakaan yang lebih mendukung

b)      Meminimalisir konflik antara sesama staf Perpustakaan.

c)      Menetapkan tujuan organisasi secara lebih realistis

d)      Mengatur job description para Pustakawan

e)      Melakukan perbaikan komunikasi dari dalam Perpustakaan

Ada beberapa langkah yang dilakukan untuk menerapkan manajemen stres di Perpustakaan :

Pertama, Identifikasi Perilaku dan Kebiasaan yang Bisa Menyebabkan Stress. Stress yang terjadi di lingkungan kerja tidak hanya terjadi karena adanya pekerjaan yang menumpuk dan tidak bisa terselesaikan saja. Tapi, stress juga bisa disebabkan karena permasalahan yang ada di rumah, seperti adanya konflik dengan teman, anggota keluarga, hutang yang besar, atau masalah lainnya. Berbagai teori psikologi mengatakan stress dapat diatasi dengan menulis atau bercerita pada pimpinan. Pimpinan Sumber Daya Manusia (SDM) mungkin tidak bisa ikut campur dalam kehidupan pribadi Pustakawan, tapi setidaknya dengan bertukar pikiran dapat diketahui solusi dari masalah yang terjadi.

Kedua, Menyediakan Fasiltas Olahraga di Perpustakaan. Ada beberapa Perpustakaan yang menyediakan meja pimpong yang dapat digunakan Pustakawan untuk berolahraga dikala senggang. Cara ini dapat dijadikan saran untuk Kepala Perpustakaan dalam menyediakan fasilitas yang tujuannya mengurangi stres Pustakawan. Dengan adanya fasilitas olahraga, maka Pustakawan akan mampu mengurangi kebiasaan mengatasi stress dengan cara yang tidak sehat seperti minum minuman beralkohol. Olahraga juga diklaim mampu mengatasi fokus dan meningkatkan konsentrasi Pustakawan.

Ketiga, Menyediakan Agenda untuk Outbond. Outbond atau Mancakrida adalah bentuk pembelajaran perilaku kepemimpinan dan manajemen di alam terbuka dengan pendekatan yang unik dan sederhana tetapi efektif karena pelatihan ini tidak sarat dengan teori-teori melainkan langsung diterapkan pada elemen-elemen yang mendasar yang bersifat sehari-hari, seperti saling percaya, saling memperhatikan serta sikap proaktif dan komunikatif.

Pustakawan dituntut mampu memanage stress sehingga sukses dalam menggapai puncak kariernya. Stres tidak diciptakan oleh peristiwa-peristiwa dalam hidupmu tetapi oleh reaksimu terhadapnya. Demikian  quote James Pierce, aktor kondang Amerika Serikat.

Perguruan Tinggi merupakan wadah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Pemimpin masa depan suatu bangsa dibentuk melalui perguruan tinggi. Perguruan Tinggi tidak hanya sekedar mengajarkan ilmu eksak dan non eksakta kepada anak bangsa akan tetapi juga turut serta dalam membentuk karakter. Pembinaan karakter yang dilaksanakan di Perguruan Tinggi harus sesuai dengan ideologi berbangsa dan bernegara. Anak bangsa perlu ditanamkan semangat patriotik dan memahami Pancasila serta Undang-Undang Dasar 1945 sebagai pandangan hidup Bangsa Indonesia.

Berdirinya Perpustakaan Perguruan Tinggi seiring dengan berdirinya lembaga induk yang menaunginya. Perpustakaan Perguruan Tinggi yang tertua dalam peradaban Islam adalah Perpustakaan Universitas Qarawiyyin, Perpustakaan Universitas Sankore dan Perpustakaan Universitas Al-Azhar. Berikut ini dijelaskan tentang eksistensi Perpustakaan tersebut dalam Peradaban Islam :

Pertama, Perpustakaan Universitas Qarawiyyin. Dilansir dari Wikipedia Online, Al-Qarawiyyin adalah bagian dari masjid, didirikan pada tahun 859 oleh Fatima al-Fihria, putri seorang pedagang kaya bernama Muhammad Al-Fihri. Keluarga Al-Fihri telah bermigrasi dari Kairouan, Tunisia ke Fez, Maroko pada awal abad ke-9, bergabung dengan komunitas pendatang lainnya dari Kairouan yang telah menetap di sebuah distrik barat kota. Fatima dan kakaknya Mariam, baik dari mereka berpendidikan, mewarisi sejumlah besar uang dari ayah mereka. Fatima berjanji untuk menghabiskan seluruh warisannya pada pembangunan masjid yang cocok untuk komunitasnya. Selain tempat untuk ibadah, masjid segera berkembang menjadi tempat untuk pelajaran agama dan diskusi politik, secara bertahap memperluas pendidikan untuk berbagai mata pelajaran, khususnya ilmu alam. Al-Qarawiyyin memperoleh perlindungan politik kuat dari Sultan. Banyak manuskrip yang disimpan di perpustakaan yang didirikan oleh Sultan Abu Inan Faris dari Dinasti Marinid pada tahun 1349. Di antara naskah yang paling berharga saat ini disimpan di perpustakaan adalah jilid dari yang terkenal Al-Muwatta dari Malik yang ditulis pada perkamen kijang, Sirat Ibn Ishaq, salinan Al Qur'an yang diberikan oleh Sultan Ahmad al-Mansur pada tahun 1602, dan salinan asli dari buku Ibnu Khaldun Al-'Ibar. Di antara mata pelajaran yang diajarkan, di samping Al Qur'an dan Fiqih (hukum Islam), adalah tata bahasa, retorika, logika, kedokteran, matematika, astronomi, kimia, sejarah, geografi dan musik. Al-Qarawiyyin dimainkan, pada abad pertengahan, peran utama dalam pertukaran budaya dan transfer pengetahuan antara Muslim dan Eropa. Pelopor akademisi seperti Ibnu Maimun (Maimonides), Al-Idrissi, Ibnu al-Arabi, Ibnu Khaldun, Ibnu al-Khatib, Al-Bitruji (Alpetragius), Ibnu Hirzihim, dan Al-Wazzan semua terhubung dengan Universitas baik sebagai mahasiswa atau dosen. Di antara cendekiawan Kristen mengunjungi Al-Qarawiyyin adalah tokoh Belgia Nicolas Cleynaerts dan tokoh Belanda Golius. Al-Qarawiyyin masih berfungsi sebagai masjid, perpustakaan, dan universitas, tetapi pelestarian Madinah oleh UNESCO bertujuan untuk mencegah perluasan fisik pada situs aslinya.

Kedua, Perpustakaan Universitas Sankore. Universitas Sankore didirikan pada 989 Masehi. Universitas ini  menyedot perhatian kalangan muda dari berbagai penjuru dunia untuk menimba ilmu di dalamnya. Pada abad ke-12, jumlah mahasiswanya mencapai 25 ribu orang. Padahal, jumlah penduduk Kota Timbuktu di masa itu hanya berjumlah 100 ribu jiwa. Universitas ini diakui  kualitasnya karena lulusannya mampu menghasilkan publikasi berupa buku dan kitab yang berkualitas. Buktinya, baru-baru ini di Timbuktu, Mali, ditemukan lebih dari satu juta risalah. Selain itu, di kawasan Afrika Barat juga ditemukan tak kurang dari 20 juta manuskrip. Informasi dari Understanding Slavery Initiative Online menjelaskan bahwa Masjid Universitas Sankoré dibangun sekitar tahun 1300 M dengan dana dari seorang wanita dari Aghlal, kelompok etnis Tuareg yang religius. Sankoré Quarter yang letaknya di timur laut Timbuktu menjadi tempat tinggal para ulama dan guru. Ditempat itu pula perpustakaan pertama dibangun. Cendekiawan dan raja memperoleh buku selama perjalanan mereka. Mereka juga dibeli buku dari pedagang yang datang dari utara. Sultan Mansa Musa sering kali membeli karya-karya hukum dalam Mazhab Maliki. Dia juga memerintahkan pembangunan Masjid Agung Timbuktu pada tahun 1326. Dilansir pada Regularizacao Fundiara Urbana Online, abad ke-14 hingga abad ke-16, Sankoré adalah pusat beasiswa Islam dalam matematika, sains dan filsafat, dan memiliki salah satu perpustakaan terbesar di dunia (dengan hingga 700.000 manuskrip). Universitas Sankoré mampu menampung 25.000 mahasiswa dan memiliki salah satu perpustakaan terbesar di dunia dengan sekitar 1.000.000 manuskrip.

Ketiga, Perpustakaan Universitas Al Azhar. Dilansir pada Republika Online, nama Perpustakaan Universitas Al Azhar adalah Dar al-‘Ilm (Negeri Berilmu). Penyelenggaraan Dar al-‘Ilm sesungguhnya telah berlangsung sejak era Khalifah al-Hakim dari Dinasti Fatimiyyah. Dia pula yang merintis kegiatan donasi, yang berupa ribuan buku dari rumah pribadinya untuk Dar al-‘Ilm. Perpustakaan tersebut dibuka untuk umum. Katalog bertahun 435 hijriah (1045 M) menunjukkan,  Dar al-’Ilm mengoleksi sebanyak 6.500 buku bertema astronomi, arsitektur, dan filsafat. Pada zaman pemerintahan Al-Muntasir (1036–1094), perkembangannya mulai begitu pesat. Ketika Dinasti Fatimiyyah runtuh, penggantinya hendak menjual semua warisan penguasa terdahulu itu, termasuk buku-buku di Dar al-‘Ilm. Al-Fadhil al-Basyani berhasil menyelamatkan banyak koleksi dari perpustakaan tersebut. Kadi Dinasti Ayyubiyah itu harus membeli kembali buku yang sempat terjual di pasaran. Semua upaya itu dilakukannya lantaran rasa cinta terhadap dunia literasi. Selain itu, al-Basyani juga berjasa menyumbang sekitar 100 ribu buku ke pelbagai madrasah Al-Fadhiliyah yang didirikannya. Pencinta buku lainnya di Kairo adalah Abdus Salam al-Qazwni. Koleksi pribadinya mencapai 40 ribu buku, yang di antaranya merupakan hasil pembeliannya dari istana Dinasti Fatimiyyah. Bahkan, sumber Abu Shama menyebut jumlah koleksinya mencapai dua juta buku.

Eksistensi Perpustakaan Perguruan Tinggi memainkan peran penting dalam peradaban Islam khususnya dalam pembentukan intelektual muslim. Jika dikilas balik kebelakang, inspirasi terbentuknya Perpustakaan Perguruan Tinggi sejatinya berasal dari Bayt El Hikmah yang dikenal dengan nama Rumah Kebajikan. Bayt El Hikmah mulanya adalah Perpustakaan Pribadi milik Khalifah Harun Ar Rasyid (766-809. Dimasa pemerintahan Al Ma’mun (813-833), koleksi Perpustakaan ini dilayankan kepada khalayak khususnya para ilmuan dari berbagai disiplin ilmu, etnik dan agama yang berdomisili di Baghdad yang kala itu sebagai “episentrum” ilmu dan pengetahuan. Bayt Al Hikmah lebih tepat dikatakan sebagai Perpustakaan Perguruan Tinggi terbesar yang menaungi para akademisi dari berbagai Universitas yang berada dalam wilayah kekuasaan Bani Abbasiyyah. Kekuasan Bani Abbasiyyah terbentang dari Afrika Utara sampai Punjab di Tanah Hindustan. Perpustakaan adalah ruang melahirkan ide-ide, tempat di mana sejarah menjadi hidup. Demikian kata Norman Cousin, wartawan kondang Amerika Serikat.

Sejak ultimatum invasi Rusia yang dimulai pada tanggal 24 Februari 2022 ke Ukraina, telah banyak menewaskan warga sipil dan tentara kedua belah pihak. Fasiltas umum dan bangunan milik warga Ukraina hancur akibat ekses serangan rudal tentara Rusia. Perpustakaan Nasional Ukraina juga menjadi target rudal yang nyasar. Tidak jelas kapan perang akan berakhir. Perundingan antara Rusia dan Ukraina masih berlangsung dan belum menemukan kata sepakat untuk menghentikan perang.

Terlepas dari fenomena yang ada perang hakikatnya menyisakan kegetiran dalam peradaban manusia. Perang selalu berepetisi dari zaman ke zaman dengan lakon yang berbeda. Serangan Mongol ke Baghdad pada 1258 oleh Hulagu Khan, menghancurkan Bayt Al Hikmah sebagai Pusat Peradaban Islam Era Bani Abbasiyyah. Semua koleksi Perpustakaan Bayt Al Hikmah di buang ke Sungai Eufrat. Sungai itu memerah karena tinta pada buku-buku tersebut larut di air. Demikian juga era reconquista yakni penaklukan kembali wilayah Andalusia oleh Kaum Kristen. Invasi Kerajaan Castile ke Cordoba pada 1236 ke Emirat Kordoba turut menghancurkan koleksi Perpustakaan Kordoba. Koleksi Perpustakaan tersebut dibakar untuk menghapuskan warisan budaya Bangsa Arab Muslim yang telah berkuasa sejak Abad ke 7 Masehi di Wilayah Andalusia. Pierre Currie, pemenang Nobel Fisika tahun 1903 memberikan apresiasi atas penemuan kaum muslim Andalusia dengan mengatakan, kami memiliki 30 buku peninggalan muslim Andalusia, sehingga kami bisa membelah atom. Jika setengah dari satu juta buku yang terbakar bisa bertahan, kita sudah melakukan perjalanan antar galaksi di luar angkasa.

Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa informasi yang terdapat pada koleksi Perpustakaan Kordoba sangat berkualitas dan termasuk canggih dalam zamannya. Informasi dalam koleksi itu masih up to date dalam kajian atom. Ada bebarapa misteri atom yang belum terpecahkan ilmuan saat ini. Citra yang terlihat adalah tingginya peradaban Andalusia di masa lampau. Andalusia turut melahirkan ilmuan muslim seperti Ibnu Rusyd (Filsafat), Al Zahrawi (Kedokteran), Ibnu Arabi (Tasawuf), dan Al Zarqali (Astronomi).

Dibelahan bumi Barat dan Timur saat ini diliputi pro dan kontra antara memihak Rusia atau Ukraina. Aktivis perdamaian mancanegara masih tetap melancarkan protes atas invasi Rusia. Aksi damai dan rasa simpati serta solidaritas  bagi Pustakawan dan Masyarakat Ukraina juga disampaikan oleh Pustakawan di negara Nordik atau yang lebih dikenal dengan nama Skandinavia. Negara Skandinavia terdiri dari Finlandia, Swedia, Denmark, Norwegia dan Islandia.

Pustakawan Skandinavia memberikan pengumuman bersama terkait invasi Rusia ke Ukraina. Komunike yang dikeluarkan adalah sebagai berikut :

Pertama, Perpustakaan Nasional Nordik (Skandinavia) ingin mengungkapkan solidaritas kami dengan teman dan kolega kami di Ukraina yang terkepung. Hati dan pikiran kami bersama Anda dan rakyat Ukraina. Pentingnya akses warga negara terhadap informasi yang bebas dan tidak terdistorsi, terutama di masa perang dan krisis, tidak dilebih-lebihkan dalam hal pemberitaan. Perpustakaan memberikan dasar bagi akses publik ke pengetahuan dan memainkan peran penting dalam memerangi disinformasi. Oleh karena itu, mereka adalah bagian fundamental dan tak terpisahkan dari infrastruktur demokrasi masyarakat, yang sekarang sedang diserang di Ukraina. Perpustakaan juga merupakan penjaga  penting warisan budaya bangsa. Pentingnya sejarah secara khusus disorot di masa-masa sulit dan ini berbahaya ketika materi sumber fisik dan digital berisiko dihancurkan.

Kedua, Perpustakaan Nasional Nordik sangat khawatir dan mendukung Perpustakaan Nasional Ukraina dan rekan Ukraina kami dalam perjuangan mereka untuk melestarikan koleksi, untuk melanjutkan operasi mereka dan menentang agresi Rusia. Rusia telah meratifikasi UNESCO: 1954 Convention for the Protection of Cultural Property in the Event of Armed Conflict, Konvensi Den Haag 1954. Dengan demikian Rusia telah berkomitmen untuk melindungi Warisan Budaya.

Berdasarkan statemen yang ditandatangani oleh Cecilia af Forselles (Pustakawan Findlandia); Karin Grönvall (Pustakawan Swedia); Svend Larsen (Pustakawan Denmark); Aslak Sira Myhre (Pustakawan Norwegia) dan Ingibjörg Steinunn Sverrisdóttir (Pustakawan Islandia), dapat diketahui bahwa para pustakawan Skandinavia berharap agar selama invasi berlangsung, pustakawan Ukraina dapat memberikan informasi yang benar pada masyarakat Ukraina dan memerangi berita hoax yang meresahkan publik. Disamping itu juga pustakawan Skandinavia berharap kepada tentera Rusia agar berkomitmen mematuhi konvensi Denhaag yang melindungi warisan budaya. Dengan kata lain tentara Rusia diharapkan tidak menjadikan Perpustakaan Nasional Ukraina yang berada di jantung Kota Kiev sebagai target serangan dalam invasinya.

Dilansir dari situs Wikipedia Online, Perpustakaan Nasional Ukraina yang populer dengan nama The Vernadsky National Library of Ukraine. Perpustakaan Nasional Vernadsky Ukraina adalah perpustakaan terbesar dan didirikan pada tahun 1918 sebagai pusat informasi, penelitian, budaya dan penerbitan. Koleksinya berisi lebih dari 15 juta item. Koleksi unik ini meliputi buku, majalah, serial, peta, lembaran musik, bahan seni rupa, manuskrip, buku cetak langka dan incunabula, surat kabar, dan dokumen bahan non tradisional. Manuskrip tua dan langka yang termasuk "daftar buku Asyur-Babilonia" dari abad ke-3 SM juga tersedia di Perpustakaan Nasional Vernadsky Ukraina. Perpustakaan juga memiliki salah satu dari dua salinan yang ada yaitu buku "Sejarah Hewan" karya Aristoteles yang diterbitkan di Venesia pada tahun 1476. Perpustakaan ini memiliki koleksi tulisan Slavia terlengkap, arsip ilmuwan dan budayawan dunia dan Ukraina yang luar biasa. Koleksi milik Presiden Ukraina, salinan arsip dokumen cetak Ukraina dari tahun 1917, dan arsip Akademi Ilmu Pengetahuan Nasional Ukraina juga tersedia di Perpustakaan.

Masyarakat internasional berharap agar perang Rusia – Ukraina dapat segera berakhir. Semakin lama perang berkecamuk semakin besar potensi lenyapnya warisan budaya suatu bangsa termasuk warisan Bangsa Ukraina itu sendiri. Pat ujeun nyang hana pirang, pat prang nyang hana reda. Tiada hujan yang tak berhenti, tiada perang yang tak berakhir. Demikian yang disebutkan dalam Pepatah Aceh di masa lampau.

Seminggu pra Pekan Library 2022, penulis secara kebetulan bertemu dan berbincang dengan Andi Saputra, pimpinan UPT.Perpustakaan Unand, yang menjabat Sub Koordinator Perpustakaan. Dalam perbincangan tersebut, muncul ide untuk membuat ruang layanan khusus untuk wanita berkebutuhan khusus yang dinamakan Padusi Corner. Padusi Corner ini nantinya menggantikan layanan Popular Corner yang kurang dimanfaatkan oleh mahasiswa karena koleksi didalamnya hanya novel an sich yang pembacanya hanya orang-orang tertentu. Ide membuat ruang layanan Padusi Corner patut diapresiasi mengingat secara tradisi, adat Minangkabau mengagungkan peran wanita terutama berkaitan dengan harta pusaka kaum. Level tertinggi padusi dalam Adat Minangkabau adalah Bundo Kanduang yakni wanita yang berwibawa dalam menjalankan amanah adat yang dibebankan kepadanya. Perbincangan berlanjut dengan munculnya ide mengadakan lomba desain Padusi Corner dengan memanfaatkan momen Pekan Library. Syarat partisipan yang ikut lomba adalah Mahasiswa Unand. Yang memenangkan perlombaan desainnya akan dipertimbangkan sebagai blue print pembangunan Padusi Corner ke depan.

Ada alasan lain yang melatarbelakangi pendirian Padusi Corner ini yakni rata-rata pengunjung dan pemustaka adalah wanita. Diantara para wanita itu ada ibu hamil, menyusui dan menstruasi. Umumnya wanita hamil dan menyusui biasanya adalah mahasiswa S2 (strata dua) dan S3 (strata tiga) sedangkan yang menstruasi umumnya dialami semua wanita. Dalam fase menstruasi seorang wanita relatif terlihat gampang emosi, capek dan lelah sehingga perlu tempat istirahat.

Padusi Corner dimaknai secara harfiah adalah ruang inklusi yang diperuntukan bagi wanita yang berkebutuhan khusus seperti wanita hamil, melahirkan dan menstruasi. Inklusi diartikan sebagai sebuah pendekatan untuk membangun lingkungan yang terbuka untuk siapa saja dengan latarbelakang dan kondisi yang berbeda-beda. Ruang inklusi didefinisikan ruang yang disediakan bagi pemustaka berkebutuhan khusus agar bisa mendapatkan kesempatan yang sama dengan pemustaka di Perpustakaan pada umumnya.

Ruang inklusi di Perpustakaan Perguruan Tinggi memiliki nama yang berbeda-beda. Dilansir dari dwipekan.petra.ac.id, bahwa di Perpustakaan Universitas Kristen Petra telah dibentuk Unit Layanan Pengguna Khusus bagi penyandang disabilitas, lanjut usia (lansia), wanita hamil beserta anak-anak. Unit layanan tersebut telah berdiri sejak 12 April 2017 namun  belum banyak dikenal sivitas akademika dalam dan luar kampus sehingga agar lebih dikenal Perpustakaan Universitas Kristen Petra bekerjasama dengan Lembaga Pemberdayaan Tunanetra (LPT) menggelar beberapa kegiatan dan menyosialisasikan adanya ruang inklusi tersebut di Perpustakaan.

Padusi Corner akan lebih menarik apabila desain interiornya bersifat kekinian, ergonomis dan estetik yang dikemas dalam instagramable sehingga secara desainnya layak untuk dishare kepada khalayak. Kekinian bermakna bahwa desain interior dalam ruangan terkesan luxury. Ergonomis bermakna bahwa kursi, meja dan meubelair lain itu nyaman dan aman untuk digunakan oleh ibu hamil dan menyusui. Estetik identik dengan kata indah. Artinya desain ruang dan meubelair yang terdapat pada Padusi Corner, indah dipandang oleh pemustaka yang mayoritas adalah wanita. Bila diperlukan ruangannya kedap suara. Suara tangisan bayi tidak terdengar oleh pemustaka lain yang berada diluar Padusi Corner. Padusi Corner harus diperhatikan kebersihannya oleh petugas kebersihan UPT.Perpustakaan Unand.

Agar Padusi Corner dimanfaatkan oleh pemustaka wanita yang berkebutuhan khusus maka hal yang wajib diadakan adalah sebagai berikut :

Pertama, Bilik Laktasi. Bilik laktasi ini dapat digunakan oleh ibu yang menyusui bayinya.

Kedua, Koleksi Kajian Wanita (KKW). KKW perlu diletakkan di Padusi Corner agar dapat dibaca para pemustaka. Buku untuk KKW biasanya mencakup tentang menyusui, penyakit anak, tips menjaga kesehatan, parenting education (ilmu pengasuhan anak), fikih wanita dan sebagainya.

Ketiga, Arena bermain Balita (Playground). Bagi pemustaka yang membawa anak balita dapat memanfaatkan playground  yang disediakan untuk bermain anak.  UPT.Perpustakaan Unand juga dapat menyediakan permainan bagi anak yang aman dan tidak membahayakan.

Keempat, Matras. Matras diperlukan sebagai tempat beristirahat sebentar bagi wanita hamil dan menstruasi. Matras yang disediakan hendaknya empuk sehingga tidak menyakiti tulang punggung.

Kelima, Kursi Pijat. Kursi pijat sangat diperlukan bagi para wanita untuk mengurangi rasa penat di kakinya setelah berjalan jauh.

Keenam, Air Galon dan Dispenser. Air dan dispenser mutlak diperlukan pada layanan ini. Karena adakalanya anak yang dibawa oleh ibunya merasa kehausan sehingga perlu adanya dispenser dan air galon isi ulang untuk membuat susu anak.

Padusi Corner sebagai ruang inklusi memiliki daya tarik tersendiri dan memiliki nilai komersial apabila diberdayakan oleh decision maker. Penulis haqqul yaqin Padusi Corner akan segera terwujud sehingga dengan demikian aspirasi pemustaka wanita telah diakomodasi oleh UPT.Perpustakaan Unand secara bermartabat. Nil volentibus arduum, tiada yang sulit bagi yang memiliki keinginan.  

Pekan Library 2022 yang diselenggarakan di UPT.Perpustakaan Unand telah berakhir lima hari yang lalu. "Atmosfirnya" masih terasa hingga tulisan ini dibuat. Dalam pelaksanaannya ditemukan banyak keterbatasan yang berkaitan dengan akomodasi, koordinasi, komunikasi dan kolaborasi. Ketua dan Sekretaris Panitia Pelaksana melalui Rapat Evaluasi Pekan Library 2022 dan Pembubaran Panita telah menyampaikan permohonan maaf atas segala kekhilafan dan ketidaknyamanan yang terjadi selama Pekan Library 2022 kepada panitia lain dan penanggung jawab.

Secara keseluruhan event ini dapat dikatakan sukses. Pekan Library 2022 yang dibuka oleh Prof.Dr.Mansyurdin, M.S, Wakil Rektor I Unand bertujuan untuk menjalin silaturahmi diantara sesama pustakawan se Sumatera Barat (Sumbar) serta pegiat literasi. Disamping itu juga untuk memperkenalkan dan mengembangkan Smart Library yang narasumbernya dari Tim Gramedia Pustaka Utama. Pekan Library 2022 tidak hanya sebatas Pameran dan Hibah Buku tetapi juga diisi dengan kegiatan Bincang Santai tentang Pengembangan Perpustakaan Era Disrupsi yang melibatkan BEM-KM Unand, Bedah Buku dan Bincamg Santai dengan Pustakawan Sumbar yang partisipannya mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan dari UIN Imam Bonjol dan Universitas Negeri Padang (UNP), Workshop Literasi Informasi yang mengikutsertakan Pustakawan Sekolah dan para guru se Sumatera Barat (Sumbar) dan dilanjutkan dengan Intermezzo Digitalisasi Gray Collection yaitu acara yang dikhususkan untuk Pustakawan Perguruan Tinggi agar mengetahui proses alih media dari koleksi tercetak menjadi terdigitasi sampai diunduh ke database atau repository. Pekan Library juga dimeriahkan oleh lomba desain Padusi Corner dan Lomba Penulisan Esai Perpustakaan Era Disrupsi. Partisipan lomba tersebut adalah Mahasiswa Unand dari berbagai program studi dan jurusan.

Kegiatan Pekan Library 2022 merupakan event yang pertama sekali diselenggarakan oleh UPT.Perpustakaan Unand. Event ini ruang lingkupnya adalah propinsi. Kolaborasinya melibatkan FPPTI (Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia) Sumbar. Kebetulan 4 (empat) orang staf UPT.Perpustakaan Unand adalah pengurus FPPTI Sumbar. Kegiatan Pekan Library ini hakikatnya adalah sebuah keniscayaan. Artinya, kegiatan ini mau tidak mau atau suka tidak suka harus diagendakan dan dilaksanakan agar UPT.Perpustakaan Unand dapat melakukan promosi kepada khalayak paska Pandemi Covid 19. Selama kegiatan Pekan Library berlangsung pengunjung UPT.Perpustakaan Unand meningkat pesat. Yang mengunjungi Lantai 3  UPT.Perpustakaan Unand sebagai “episentrum” penyelenggaraan kegiatan  selama sepekan rata-rata berjumlah 300 orang perhari. Buku yang dihibahkan kepada pemustaka yang membutuhkan berjumlah 1696 eksemplar.

Promosi Perpustakaan merupakan kegiatan Perpustakaan yang sangat penting. Promosi tidak hanya dilakukan melalui pencetakkan brosur dan pamlet serta leaflet an sich akan tetapi dapat juga dengan menyelenggarakan event yang dibranding dengan menarik sehingga dikenal oleh khalayak seperti Pekan Literasi, Pekan Membaca dan Pekan Pustaka.

Promosi Perpustakaan hakikatnya upaya untuk mengenalkan seluruh aktivitas di Perpustakaan baik dalam hal fasilitas, koleksi, jenis layanan, dan manfaat yang didapat oleh pemustaka secara lebih terperinci (Inderiyeni, 2020). Tujuan utama promosi adalah menginformasikan, memengaruhi dan membujuk serta mengingatkan pemustaka tentang perpustakaan dan bauran pemasaran informasi yang tersedia. Diharapkan pemustaka menjadi loyal kepada UPT.Perpustakaan Unand terutama dalam kebutuhan informasinya.

Oleh karena itu agar promosi UPT.Perpustakaan Unand dapat terlaksana dengan baik perlu dilakukan langkah strategis sebagai berikut :

Pertama, membangun komunikasi dengan pemustaka. Event Pekan Library yang berlangsung selama sepekan setidaknya mampu membangun komunikasi antara pustakawan dengan pemustaka. Pustakawan yang bertugas dalam pameran dan Hibah Buku dapat memanfaatkan kesempatan saling berkomunikasi antara satu sama lain. Dimulai dengan menanyakan jurusan atau program studinya dan kemudian buku apa yang akan dia jadikan koleksi pribadi yang akan digunakan sebagai referensi.

Kedua, membangun kerjasama dengan pihak ketiga. Event Pekan Library juga melibatkan Gramedia Pustaka Utama dan FPPTI Sumbar. Kolaborasi yang baik sangat menentukan suksesnya sebuah acara. Koordinasi dan komunikasi sangat penting untuk dilakukan secara terus menerus selama acara berlangsung.

Mustafa (1996) menyebutkan bahwa promosi Perpustakaan memiliki beberapa metode antara lain :

Pertama, Publisitas. Publisitas merupakan sarana promosi yang paling ampuh dan murah untuk memperkenalkan keberadaan Perpustakaan termasuk jasa/produk yang ditawarkan melalui berita di surat kabar, majalah, radio, televisi dan panggung. Publisitas juga dapat dilaksanakan dalam bentuk : press release dalam rangka pembukaan atau penutupan acara pameran, lomba, kursus yang diselenggarakan perpustakaan, bedah buku, diskusi dan juga story telling.

Kedua, Iklan. Iklan memerlukan biaya untuk membuatnya. Jika publisitas kurang dapat diandalkan oleh Perpustakaan karena adanya penyuntingan dan ketergantungan pada media untuk bersedia memuat atau tidak, iklan direncanakan dan dapat dikendalikan dalam hal-hal yang ingin disampaikan dan bagaimana disampaikan. Iklan dapat disampaikan dalam bentuk media cetak atau elektronik seperti surat kabar, majalah, radio dan televisi dapat berupa souvenir seperti buku tulis, alat tulis dan kalender.

Ketiga, Kontak Perorangan. Promosi dengan menggunakan cara kontak pribadi merupakan bentuk yang paling ampuh diantara bentuk-bentuk promosi lain karena dengan adanya kontak secara pribadi, hubungan antar staf  Perpustakaan dan pemustaka dapat ditingkatan, kebutuhan, minat serta pribadi pemustaka dapat lebih diketahui sekaligus lebih jelas dalam menyampaikan informasi kepada pemustaka. Melalui kontak pribadi dapat dikumpulkan profil pemustaka yang dapat dijadikan salah satu pegangan dalam mengetahui kebutuhan pemustaka.

Keempat, insentif. Insentif adalah pemberian sesuatu yang bernilai baik berupa uang atau barang yang dimaksudkan untuk mendorong perubahan sikap pemustaka baik yang kurang bermotivasi atau justru diberikan pada yang sudah menggunakan untuk dapat memberi motivasi pada yang kurang termotivasi. Contoh insentif : pemberian hadiah pada pemustaka teraktif.

Kegiatan Pekan Library 2022 telah sesuai dari sisi strategi promosi UPT.Perpustakaan Unand yaitu membangun komunikasi dengan pemustaka baik melalui Pameran dan Hibah buku maupun Bincang Santai Tentang Pengembangan Perpustakaan Era Disrupsi bersama BEM-KM Unand. Kerjasama dengan pihak ketiga berlangsung dengan baik yaitu sama-sama berkomitmen menyukseskan acara Pekan Library 2022. Metode promosi via acara Bedah Buku yang berjudul Pola Pengembangan Karier Pustakawan Melalui Motivasi Kerja dan Pemahaman Teknis Jabatan Fungsional berlangsung dengan lancar. Panitia  Pelaksana Pekan Library 2022 telah menshare informasi yang berkaitan dengan Pekan Library 2022 via Instagram UPT.Perpustakaan Unand. Informasi tersebut juga ditag ke website Humas Unand. Metode promosi secara insentif yakni memberikan hadiah kepada para pemenang Lomba Desain Padusi Corner dan Penulisan Esai Perpustakaan Era Disrupsi telah terlaksana dengan baik. Experience is the best teacher, pengalaman adalah guru yang terbaik. Semoga penyelenggaraan Pekan Library kedepan lebih baik daripada yang telah lalu.

Pada awal Maret 2020, Pemerintah Republik Indonesia (RI) melalui Kementerian Kesehatan yang dipimpin Terawan Agus Putranto telah menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) atas pandemi Covid 19 untuk seluruh wilayah Indonesia. Penetapan status KLB pandemi Covid 19 ini diperkuat melalui Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/104/2020 tentang Penetapan Infeksi Corona Virus sebagai Penyakit yang dapat menimbulkan wabah dan Penanggulangannya. Untuk menghindari terjadinya penularan virus Covid 19, Pemerintah RI melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). PSBB didefinisikan sebagai pembatasan kegiatan tertentu penduduk dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi penyakit dan/atau terkontaminasi sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan penyebaran penyakit atau kontaminasi.         

Di Universitas Andalas, pelaksanaan PSBB dilakukan dengan cara membagi pekerjaan staf UPT.Perpustakaan Unand. Ada sebagian staf yang bekerja di UPT.Perpustakaan Unand, ada pula yang bekerja di rumah. Terminologi yang jamak diketahui khalayak adalah WFO (Work From Office) dan WFH (Work From Home). Kadang kala aktivitas staf UPT.Perpustakaan Unand terhenti dengan adanya keputusan decision memberlakukan lockdown oleh decision maker. Lockdown adalah penutupan akses di sebuah area, baik itu akses masuk maupun akses keluar. Staf UPT.Perpustakaan Unand dan pemustaka dilarang ke kampus karena adanya penyemprotan desinfektan untuk mencegah berkembangnya virus Covid 19.

Berdasarkan informasi yang dilansir melalui ekon.go.id, awal Oktober 2021, Pemerintah RI melalui siaran pers yang disampaikan oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartarto, menjelaskan bahwa pemerintah menyiapkan New Normal dan Herd Immunity menjadi syarat utama. Berdasarkan informasi WHO (World Health Organization), Indonesia telah menjadi salah satu negara yang terbaik dalam penanganan Covid-19. Strategi penanganan pandemi pada sisi hulu, yaitu dilakukannya pencegahan melalui Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), peningkatan testing dan tracing, dan akselerasi vaksinasi telah membawa keberhasilan mengurangi laju penularan virus Covid 19. Pernyataan ini mengindikasikan bahwa tatanan normal baru akan diberlakukan sebagai keberhasilan dari menurunnya kasus infeksi virus Covid 19 namun masyarakat juga diharapkan tetap mewaspadai penularan varian virus Covid 19 termasuk seperti varian Alpha, Beta, Delta, Gamma, Lambda, Kappa, Iota, Eta, Mu dan Omicron.

Aktifitas kunjungan pemustaka ke UPT.Perpustakaan Unand secara offline yakni berkunjung langsung ke lokasi mulai dari mewabahnya virus Covid 19 sampai dengan tatanan normal baru tidak seperti kondisi sebelum pandemi. Tabel berikut ini menjelaskan jumlah pengunjung UPT.Perpustakaan Unand secara offline :

Tabel 1 Pengunjung UPT.Perpustakaan Unand secara offline tahun 2019-2021

NO

TAHUN

PENGUNJUNG

PERSENTASE

1

2019

327.878

90,7

2

2020

25.370

7

3

2021

8.336

2,3

Total

361.584

100 %

 

Berdasarkan tabel 1 diatas dapat diketahui bahwa penurunan jumlah pengunjung secara offline pada tahun 2020 sampai 2021 disebabkan oleh adanya pandemi Covid 19 dan juga kebijakan lockdown serta diberlakukannya belajar mengajar secara online atau daring (dalam jaringan) via platform Zoom. Tatap muka hanya dilaksanakan saat tertentu saja.

Bila dibandingkan dari tahun ke tahun tingkat kunjungan pada periode 2019 s.d 2021 mengalami penurunan secara rata-rata lebih kurang 80 %. Ini berbanding terbalik dengan kunjungan pemustaka yang dilakukan secara online via website dan Online Public Access Catalog (OPAC) milik UPT.Perpustakaan Unand.

Tabel berikut ini menjelaskan tingkat kunjungan pemustaka secara online via website dan OPAC UPT.Perpustakaan Unand :

Tabel 2 : Pengunjung UPT.Perpustakaan Unand secara Online melalui Website dan OPAC 2019 s.d 2021 :

 

NO

 

TAHUN

PENGUNJUNG

  PERSENTASE PENGUNJUNG

WEBSITE

OPAC

WEBSITE

OPAC

1

2019

134.808

65.076

28,26

26,99

2

2020

150.408

79.848

31,54

33,12

3

2021

191.652

96.120

40.18

39.87

 

TOTAL

476.868

241.044

 

 

 

Berdasarkan tabel diatas dijelaskan bahwa terjadi kenaikan sebesar 70 persen jumlah pengunjung online dari tahun 2019 s.d 2020 baik pengunjung Website maupun OPAC. Tingkat kunjungan dalam rentang waktu 2019 s.d 2021 meningkat pesat disebabkan adanya keengganan pemustaka untuk berkunjung ke UPT.Perpustakaan Unand karena adanya kekhawatiran tertular atau terkontaminasi sekaligus juga untuk memutus mata rantai penyebaran virus Covid 19. Disamping itu sebagian besar publikasi online seperti e-journal dan e-book dapat diakses secara gratis karena adanya izin dari pengelola website yang memberikan hak akses bagi yang ingin mendownload dokumen berkenaan.

Tingkat kunjungan pemustaka secara offline yang cenderung menurun drastis dalam rentang waktu 2019 s.d 2021 sehingga berpengaruh terhadap turunnya tingkat peminjaman koleksi Perpustakaan.

 Berikut ini diuraikan pula jumlah koleksi yang dipinjam secara offline :

Tabel 2 Peminjaman Koleksi UPT.Perpustakaan Unand 2019 s.d 2021

NO

TAHUN

JUMLAH KOLEKSI YANG DIPINJAM (EKSEMPLAR)

PERSENTASE (%)

1

2019

69.036

69,07

2

2020

20.797

20,80

3

2021

10.126

10,13

TOTAL

99.959

100

 

Jumlah koleksi secara dari tahun ke tahun mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Penurunan dari tahun 2019 s.d 2020 sekitar lebih kurang 48 persen sedangkan rentang waktu dari tahun 2020 s.d 2021 lebih kurang sebesar 10 persen. Rata-rata koleksi yang dipinjam oleh pemustaka dalam satu tahun 96 % adalah koleksi berbahasa Indonesia. Dari penurunan jumlah eksemplar koleksi yang dipinjam, dapat disimpulkan bahwa secara umum pemustaka memiliki kesempatan sedikit untuk berkunjung ke UPT.Perpustakaan Unand karena disebabkan olek kebijakan lockdown dan khawatir terkontaminasi virus Covid 19. Hal lain juga pemustaka yang mayoritas adalah digital native lebih menyukai koleksi digital seperti e-book dan e-journal karena mudah diakses dan tidak membutuhkan ruang atau tempat karena dapat disimpan ke database komputer.

Berdasarkan realitas ini maka dipandang perlu bagi UPT.Perpustakaan Unand melanggan Smart library khususnya Bahasa Indonesia. Hal ini karena koleksi yang sering dipinjam oleh pemustaka umumnya berbahasa Indonesia bukan Inggeris. Smart library adalah  layanan perpustakaan digital yang memberi akses kepada pemustaka untuk meminjam dan membaca buku digital melalui perangkat smartphone secara cepat, dimana saja, kapan saja. Vendor smart library yang terkenal adalah Kubuku dan Aksara Maya. Koleksi smart library sangat mudah dimanfaatkan oleh pemustaka. Apabila UPT.Perpustakaan Unand memiliki e-book maka dapat ditampilkan e-book tersebut di smart library yang dilanggan. Transaksi peminjaman dan pengembalian koleksinya sangat mudah karena menggunakan teknologi informasi di era kekinian. Kita berada di puncak era disrupsi. Festina lente, cepat atau lambat, koleksi digital akan menggantikan koleksi tercetak.

Tahun 2020 adalah salah satu tahun yang memiliki peristiwa luar biasa dibanding tahun sebelumnya. Peristiwa luar biasa yang dimaksud yakni munculnya coronavirus disease yang dikenal dengan Covid 19. Virus Covid 19 telah menjangkiti banyak orang sejak kemunculannya di Wuhan, Republik Rakyat Cina. Keberadaan virus Covid 19 telah mengubah tatanan kehidupan yang ada. Kegiatan yang seyogianya dilaksanakan seperti studi banding ke Perpustakaan Perguruan Tinggi terpaksa mengalami penundaan sampai batas waktu yang tak dapat ditentukan. Selama pandemi berlangsung telah terjadi kejenuhan dalam bekerja yang dialami oleh Pustakawan. Apalagi ketika adanya penerapan kebijakan WFH (Work From Home). Pustakawan yang biasanya rajin berinteraksi melayani mahasiswa menjadi “kesepian” karena Sivitas Akademika enggan mengunjungi Perpustakaan karena khawatir tertular virus Covid 19. WFH  sebenarnya pengejawantahan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). PSBB diatur berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019.

PP tersebut menyebutkan bahwa pembatasan sosial tersebut paling sedikit meliputi peliburan sekolah dan tempat kerja, pembatasan kegiatan keagamaan, dan/atau pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas umum. PP ini dikuatkan oleh Keputusan Presiden (Kepres) No.11 Tahun 2020 yang menyatakan bahwa pandemi coronavirus sebagai bencana nasional. Fenomena yang sama sekali baru ini membuat semua aktivitas belajar mengajar dilaksanakan secara daring (dalam jaringan) melalui platfrom Google meet atau Zoom. Perpustakaan Perguruan Tinggi juga terpaksa melakukan Sosialisasi Perpustakaan secara daring.  Sosialisasi Perpustakaan secara daring keuntungannya adalah audien dapat berkomunikasi langsung dengan narasumber tanpa bersua langsung sedangkan kelemahannya yaitu dibutuhkan koneksi internet yang stabil untuk mengikuti kegiatan sosialisasi tersebut.

Kondisi Perpustakaan Perguruan Tinggi selama pandemi Covid 19 mengalami penyusutan jumlah pengunjung perpustakaan dibandingkan kondisi pra pandemi. Rendahnya tingkat kunjungan yang menurut drastis pada medio Maret 2020 disebabkan adanya perintah lockdown oleh decision maker Perguruan Tinggi untuk memutus mata rantai penularan virus di kampus. Selama masa lockdown kampus ditutup dan hanya beberapa staf kampus yang diperkenankan hadir serta proses belajar mengajar pun secara total dilaksanakan secara daring. Pengembalian koleksi Perpustakaan dilaksanakan melalui bantuan Satpam (Satuan Pengamanan) yang menerima koleksi buku yang dikembalikan untuk segera dilaporkan kepada petugas Perpustakaan. Pengunjung biasanya dihitung berdasarkan kunjungan secara fisik. Pengunjung perpustakaan didefinisikan siapa pun dengan latar belakang apa pun yang terdaftar ketika berkunjung ke Perpustakaan. Pengunjung Perpustakaan belum tentu pemustaka dan setiap pemustaka pasti pengunjung perpustakaan. Kunjungan secara fisik ke Perpustakaan wajib mematuhi standar protokol 3 M yaitu Mencuci Tangan, Memakai Masker dan Menjaga Jarak. Untuk mencegah berkembangbiaknya virus Covid 19, Perpustakaan Perguruan Tinggi juga melakukan penyemprotan desifektan yang dilaksanakan setiap minggu.

Di Perpustakaan Perguruan Tinggi telah disediakan westafel dan juga hand sanitizer bagi pengunjung Perpustakaan. Ketika sebuah Perpustakaan Perguruan Tinggi memiliki web (baca: Perpustakaan Digital) yang diakses oleh orang lain maka secara langsung orang yang mengakses informasi yang disediakan adalah pengunjung Perpustakaan Digital. Perpustakaan Perguruan Tinggi seyogianya memasang piranti lunak yang dapat mengetahui siapa saja yang mengunjungi Perpustakaan Digitalnya. Piranti lunak yang dapat digunakan untuk mengetahui jumlah pengunjung Perpustakaan Digital adalah SimilarWeb, Alexa, Website Worth Calculator dan sebagainya.

Menu virtual library tour (Tur Virtual Perpustakaan) merupakan alternatif mengunjungi Perpustakaan Perguruan Tinggi di era pandemi Covid 19 secara virtual. Jumlah pengunjungnya dapat dihitung secara statistik. Pelaksanaannya bisa juga dipandu oleh pustakawan dan juga dapat diakses sendiri. Beberapa Perpustakaan Perguruan Tinggi dan Perpustakaan Kementerian / Lembaga telah memiliki menu virtual library tour antara lain Perpustakaan Institut Teknologi Nasional (Itenas) dan Perpustakaan Universitas Telekom serta Perpustakaan Riset Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia.

Disamping sebagai wahana mengunjungi Perpustakaan Perguruan Tinggi secara virtual, virtual library tour juga dapat digunakan sebagai wahana wisata. Keberadaan menu virtual library tour pada web Perpustakaan Perguruan Tinggi (baca : Perpustakaan Digital) sangat urgent di era kekinian. Tampilan menu virtual library tour biasanya memuat bagian depan yaitu pintu masuk, lobby dan ruangan yang disediakan oleh Perpustakaan.  Keuntungan virtual library tour bagi pengunjung Perpustakaan Digital yaitu :

1. Hemat Biaya

Pengunjung Perpustakaan Digital tidak perlu mengeluarkan biaya transportasi, biaya makan dan biaya lainnya. Hanya dengan dengan menggunakan laptop dan koneksi internet yang stabil, pengunjung dapat melihat seperti apa ruang di dalam Perpustakaan yang dituju.

2. Hemat Tenaga

    Pengunjung Perpustakaan Digital tidak perlu mengeluarkan banyak tenaga untuk pergi ke Perpustakaan yang dituju secara fisik apa lagi Perpustakaan tersebut jauh diluar kota karena hal itu dapat menguras tenaga. Pengunjung Perpustakaan Digital cukup mengklik menu virtual library tour langsung dapat melihat bagian dalam Perpustakaan dengan segala kelengkapannya.

    Namun demikian, ada pula sisi lemah dari virtual library tour ini yaitu :

    1. Jaringan Internet

    Jaringan internet yang tidak stabil menyulitkan pengunjung untuk mengakses menu virtual library tour ketika akan pindah dari satu ruang ke ruang maya lainnya. Kondisi jaringan internet yang lelet itu biasanya dialami masyarakat yang tinggal di pedesaan dan ini sangat menyulitkan mereka mengakses menu virtual library tour.

    2. Tidak Puas

    Pengunjung Perpustakaan hanya dapat mengeksplorasi apa yang telah disajikan pada menu virtual library tour. Mereka hanya bisa melihat foto panorama yang dapat dilihat dari berbagai sudut yaitu 360 derajat. Pengunjung tidak dapat bebas pergi ke sudut lain yang dia inginkan. Ini yang membedakan dengan kunjungan secara fisik.

    3. Menyebabkan sakit mata

    Mengakses menu virtual library tour melalui smartphone itu berarti bahwa pengunjung Perpustakaan Digital harus memandang smartphone agak lama sampai dengan kegiatan tour selesai. Akibat yang ditimbulkan memandang smartphone agak lama bisa menyebabkan mata lelah dan berair sehingga menyebabkan mata menjadi pedih. Mata juga dapat pedih karena radiasi yang ditimbulkan oleh smartphone.

    Perpustakaan Perguruan Tinggi dapat mengembangkan virtual library tour melalui piranti lunak yang informasinya tersedia di internet. Penyajian virtual library tour dapat dilakukan dengan cara memanfaatkan gambar atau pun video, selain itu dapat menggunakan gambar 3D (3 Dimensi). Kedepan, Perpustakaan UPT.Perpustakaan Universitas Andalas (Unand) perlu memiliki menu virtual library tour pada Perpustakaan Digitalnya. Dengan adanya menu tersebut diharapkan pengunjung UPT.Perpustakaan Unand dapat diketahui secara virtual berdasarkan latar belakang pendidikan dan kebangsaannya. Keberadaan menu virtual library tour adalah trend era new normal sehingga mengharuskan Perpustakaan mengimplementasikannya demi meningkatkan jumlah pengunjungnya. Aplikasi yang direkomendasikan untuk rancang bangun virtual library tour adalah Multimedia Development Life Cycle (MDLC) yang dibangun dengan software Adobe Audition, Blender 3 D, Unity 2018 1.6fl, dan notepad ++ serta aplikasi berbasis Android. Semoga Revolusi Industri 4.0 dapat diwujudkan di UPT.Perpustakaan Unand sesuai ekspektasi Pustakawan. Vita in motu, hidup terus berjalan, pekerjaan belum selesai !.

    Halaman 2 dari 4