10 Januari 2024

Zaman dahulu, orang-orang untuk menuju ke perpustakaan diperlukan meluangkan waktunya dan menembus jarak antara dirinya dan perpustakaan itu. Namun di era digital saat ini, kita tidak perlu melakukan itu, sebab perpustakaan  tidak lagi terbatas pada bangunan fisik yang penuh dengan rak buku. Sebaliknya, saat ini kita dapat menghadirkan dunia ilmu ke ujung jari kita.

Teknologi telah merubah wujud perpustakaan menjadi bentuk digital. Mulanya berupa bangunan atau tempat konkret yang berisi buku-buku menjadi aplikasi atau website yang dapat mudah diakses oleh pengguna. Perpustakaan telah melalui transformasi yang signifikan untuk menuju era society 5.0. Perpustakaan yang dikenal sebagai jendela dunia, saat ini tersedia dalam bentuk digital, menjanjikan kemudahan dan kecepatan dalam memperoleh pengetahuan.

Society 5.0 adalah konsep masyarakat yang berpusat pada manusia dan teknologi. Tujuannya untuk menyeimbangkan solusi atas permasalahan sosial dan ekonomi. Penggabungan teknologi digital seperti AI atau IoT dengan kehidupan nyata dalam meningkatkan kualitas hidup manusia dan lingkungan.

Perpustakaan digital adalah wujud dari pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang dijadikan sarana untuk menyimpan dan mendistribusikan data koleksi dalam bentuk elektronik. Dengan inovasi tersebut, memperoleh pengetahuan dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Selaras dengan society 5.0, tujuan dari perpustakaan digital adalah memberikan akses mutlak ke informasi yang diinginkan.

Mengapa Perpustakaan Digital Penting?

Dalam menuju era segala sesuatu menggunakan teknologi, perpustakaan digital menjadi jalan untuk beradaptasi ke tahap selanjutnya. Perpustakaan digital merupakan bentuk inovatif dunia pendidikan dalam menyediakan bahan bacaan.

Berikut beberapa alasan mengapa perpustakaan digital itu penting:

1. Akses Tanpa Batas dan Inklusif: dengan adanya perpustakaan digital, siapa pun dapat mengakses sumber ilmiah tanpa terkendala ruang dan waktu asalkan terhubung dengan jaringan internet. Dalam konteks society 5.0, inklusivitas menjadi pusat utama dan perpustakaan digital memastikan tiap orang dapat mengakses pengetahuan tanpa terhalang kondisi perbedaan.

2. Kemudahan Pencarian: tanpa perlu susah mencari, perpustakaan digital memiliki fitur pencarian berdasarkan judul, penulis, topik, atau kata kunci untuk memfiltrasi konten yang dicari. Era society 5.0 menuntut adanya efesianitas dari output penggunaan teknologi. Oleh karena itu, perpustakaan digital harus memberi kemudahan dalam pemakaiannya.

3. Koleksi yang Diversifikasi: perpustakaan digital berbeda dengan perpustakaan konvensional, tidak hanya berisi buku cetak, melainkan juga berbagai format materi yang tersedia. Mulai dari teks hingga multimedia, seperti video pembelajaran yang menciptakan pengalaman belajar-mengajar lebih kaya dan interaktif yang menyesuaikan berbagai metode pembelajaran.

4. Interaktivitas dan Keterlibatan Pengguna: perpustakaan digital biasanya dilengkapi fitur interaktif berupa kolom komentar dan forum diskusi. Ini membuka kesempatan untuk berdialog. Dalam berdialog tersebut, siapa saja dapat memberikan pandangannya dan membangun komunitas belajar daring. Konsep society 5.0 menggambarkan era baru di mana kehidupan masyarakat melibatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang  telah melekat dalam kehidupan manusia.

5. Pemeliharaan dan Pengelolaan: efisiensi dalam penyimpanan dan pengelolaan koleksi, serta tidak merlukan tempat, dan biaya yang besar untuk perbaikan.

6. Pendukung Pendidikan: Perpustakaan digital menyediakan berbagai referensi dan literatur. Ini berguna dalam studi atau proyek yang dikerjakan oleh para pelajar. Dalam konsep society 5.0, pendidikan lebih adaptif dan efisien dengan berbagai sarana teknologi yang disuguhkan dalam dunia pendidikan.

7. Fleksibel: Kemudahan pengguna dalam mendapatkan pengetahuan tanpa ada batas ruang dan waktu. Society 5.0 menawarkan kegiatan ekonomis tanpa harus ada yang dikorbankan, seperti ongkos menuju perpustakaan.

Tantangan Masa Depan

Meski banyak keunggulan yang ditawarkan, perpustakaan digital rawan akan keamanan dan privasi yang dapat diretas. Kuantitas besar data yang disimpan, memerlukan sistem yang canggih agar data-data tersebut minim resiko hilang. Selain itu, diperlukan inovasi dalam mengoperasikan keberlanjutan dan infrastruktur. Perlu juga diperhatikan tentang pemeliharaannya, baik berupa perangkat lunak dan energi yang diperlukan. Bagi suatu negara yang belum terjangkau internet ke semua wilayah, perpustakaan digital sulit diterapkan. Perpustakaan digital memerlukan jaringan internet untuk mengaksesnya. Awal tujuannya agar perpustakaan mudah diakses, justru menciptakan kondisi ketidakmerataan akses karena terkendala internet.

Dampak Negatif

Studi telah membuktikan bahwa membaca secara konvensional lebih baik pemahamannya daripada membaca secara digital. Apalagi teks yang panjang dan  rumit sebaiknya tidak dibaca menggunakan format digital karena dapat menurunkan pemahaman terhadap teks itu. Dengan demikian, perpustakaan digital dapat menghambat pemahaman penggunanya.

Perpustakaan digital merupakan penunjang fasilitas menuju era society 5.0. Perpustakaan digital memainkan peran penting dalam dunia pendidikan. Meski banyak manfaat yang ditawarkan, terdapat tantangan dan dampak negatif yang dihasilkan. Pengembangan teknologi perlu menjadi perhatian pemerintah dalam mengembangkan bidang-bidang di kehidupan, terutama pendidikan. Pendidikan sangat penting untuk generasi penerus sebagai pemberantas kebodohan dan pencipta generasi unggul. Dengan demikian, keterjangkauan perpustakaan secara digital dapat meningkatkan generasi yang unggul.

Penulis : Anisa Putri Dewiyanti

Juara II Lomba Menulis Artikel Perpustakaan dalam Lomba Pekan Library 2 Tahun 2023

Editor : B A Y

08 Desember 2023

UPT. Perpustakaan Universitas Andalas mengadakan kegiatan Pelatihan Staf Ruang Baca pada Senin, 04 Desember 2023. Pelatihan ini ditujukan kepada staf pengelola ruang baca Universitas Andalas dengan tema "Reaktualisasi Pemanfaatan SLiMS Ruang Baca di Lingkungan Universitas Andalas". Kegiatan ini dibuka langsung oleh Kepala Perpustakaan Universitas Andalas, yakni Drs. Yasir, S.Sos dengan narasumber Sefri Doni, M.Pd yang merupakan seorang peneliti pemerintah Kabupaten Labuhan Batu.

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan penggunaan SLiMS. Acara ini diselenggarakan di Ruang Labor Komputer Perpustakaan Universitas Andalas yang berada di Lantai 3. acara di tutup dengan foto bersama

27 November 2023

Perpustakaan sebagai sumber informasi dan pengetahuan, telah mengalami perubahan yang signifikan, beralih dari pustaka fisik ke pustaka digital.Transformasi ini terjadi seiring dengan perkembangan teknologi dalam bidang ilmu pengetahuan dan informasi yang pesat. Sejarah perubahan ini mencerminkan perjalanan panjang untuk menyederhanakan akses terhadap informasi. Perubahanini muncul sebagai respons terhadap tuntutan kemajuan teknologi yang cepat dan perubahan karakter pengguna yang menciptakan kebutuhan dan keinginan baru.
Dalam menghadapi era teknologi yang terus berkembang, kecepatan dan aksesibilitas informasi menjadi fokus utama. Konsep perpustakaan digital, pada dasarnya, serupa dengan perpustakaan konvensional, dengan perbedaan terletak
pada sumber daya dan sistem peminjamannya. Perpustakaan digital dianggap lebih sederhana, memberikan kemudahan bagi para peminjam buku. Perubahan dari pustaka fisik ke pustaka digital tidak hanya merespon perkembangan teknologi, melainkan menjadi suatu keharusan dalam menghadapi tantangan era informasi. Kecepatan dan aksesibilitas informasi menjadi kunci utama, dan transformasi pustaka menjadi sarana efektif untuk memenuhi tuntutan ini. Pemahaman mendalam terhadap perubahan ini memungkinkan kita untuk menggali potensi penuh dari samudra pengetahuan digital yang tak terbatas, semuanya dapat diakses hanya dengan ujung jari.


-Evolusi Pustaka Digital-
Perpustakaan, sebagai salah satu sumber informasi yang krusial dalam ranah pendidikan dan informasi, memiliki peran sentral dalam sejarah dalam melestarikan pengetahuan. Pada awalnya, perpustakaan terdiri dari kumpulan buku fisik yang teratur di rak dan ruang yang memuat koleksi buku cetak. Sekarang, melalui perkembangan teknologi, terutama internet, perpustakaan mengalami transformasi revolusioner seiring dengan kemajuan teknologi yang membuka peluang untuk mengubah koleksi perpustakaan menjadi pustaka digital. Pendigitalan bukan hanya sebatas pemindahan buku ke format digital, melainkan juga membuka pintu akses ke sumber daya multimedia, jurnal ilmiah, dan arsip yang lebih luas. Proses scanning atau pengetikan ulang diterapkan untuk menciptakan versi digital dari buku-buku cetak. Evolusi perpustakaan dari bentuk fisik ke bentuk digital menciptakan paradigma baru dan membuka jendela menuju pengetahuan tak terbatas di era digital. Selain itu, konsep peminjaman buku di perpustakaan mengalami perubahan signifikan dengan hadirnya platform peminjaman digital. Sekarang semua orang dapat mengakses dan meminjam e-book serta sumber daya digital kapan saja dan dimana saja. Hal ini memberikan kebebasan yang lebih besar kepada pembaca untuk menyesuaikan gaya membaca mereka. Integrasi kecerdasan buatan, analisis data, dan teknologi baru lainnya akan membentuk masa depan perpustakaan digital.


Potensi untuk menciptakan pengalaman membaca yang lebih dinamis, personal, dan terhubung dengan perkembangan terkini dalam ilmu pengetahuan dan teknologi masih menjadi peluang yang menarik untuk dieksplorasi. Peran Teknologi dalam Transformasi Pustaka Secara hukum, bahkan diuraikan dalam Undang-undang RI Nomor 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan, dikemukakan bahwa koleksi perpustakaan dipilih, diolah, disimpan, dilayankan, dan dikembangkan sesuai dengan kepentingan pemustaka dengan memperhatikan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (pasal 12 ayat 1). Setiap perpustakaan juga diwajibkan untuk mengembangkan layanan perpustakaan sesuai dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (pasal 14 ayat 3). Pada saat ini, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi tidak pernah terbayangkan oleh ilmuwan beberapa ratus tahun yang lalu. Kemajuan teknologi yang pesat berdampak pada pola perubahan yang tengah terjadi di perpustakaan. Teknologi informasi dan komunikasi memiliki peran yang signifikan dalam perubahan ini memainkan peran besar dalam mengoptimalkan berbagai aspek kehidupan. Teknologi memungkinkan efisiensi yang lebih besar, terutama dalam proses seperti mengubah koleksi perpustakaan dari buku fisik menjadi format digital. Pendigitalan ini tidak hanya meningkatkan aksesibilitas, tetapi juga memudahkan pengelolaan koleksi secara lebih efisien.


Sistem manajemen pustaka berbasis teknologi membantu mengelola inventaris, peminjaman, dan pelacakan informasi pembaca, yang pada gilirannya meningkatkan efisiensi operasional perpustakaan. Platform peminjaman digital memberikan kemampuan kepada pembaca untuk meminjam tanpa harus mendatangi perpustakaan secara langsung, memberikan fleksibilitas yang lebih besar dan memperluas jangkauan layanan perpustakaan.Pustaka Digital dan Akses Global Pustaka digital merupakan perpustakaan yang menghadirkan koleksi dalam bentuk digital, seperti e-book, jurnal elektronik, dan sumber daya digital lainnya. Materi pustaka disajikan dalam format file digital, memungkinkan akses dan pembacaan melalui perangkat elektronik seperti komputer, tablet, atau e-reader, yang menghilangkan kebutuhan untuk buku fisik dan memberikan fleksibilitas membaca di berbagai lokasi. Keunggulan utama pustaka digital terletak pada aksesibilitas globalnya, memungkinkan pembaca dari seluruh dunia untuk mengakses koleksi tanpa perlu hadir secara langsung di perpustakaan fisik. Akses ini membuka pintu bagi pembaca dengan berbagai latar belakang dan lokasi geografis, serta meningkatkan aksesibilitas literatur untuk individu yang sulit mengakses perpustakaan fisik, seperti orang dengan mobilitas terbatas atau yang tinggal di daerah terpencil. Pustaka digital dengan akses global memainkan peran penting dalam demokratisasi pengetahuan, memastikan bahwa informasi dan literatur dapat dinikmati oleh banyak orang di seluruh dunia. Transformasi ini menciptakan revolusi dalam cara kita mengakses dan berinteraksi dengan sumber daya informasi.


Perubahan perpustakaan menuju bentuk digital menjadi arus utama dalam penyajian dan akses terhadap pengetahuan. Pustaka digital memfasilitasi akses ke beragam sumber daya, termasuk e-book, jurnal elektronik, dan konten digital
lainnya. Kelebihan utama dari pustaka digital terletak pada tingginya fleksibilitas dalam membaca, memungkinkan pembaca untuk mengakses materi dari berbagai perangkat elektronik. Kemampuan akses global dari pustaka digital membuka peluang bagi pembaca dari berbagai belahan dunia tanpa dibatasi oleh batasan waktu dan lokasi. Transformasi pustaka didorong oleh peran sentral teknologi informasi dan komunikasi. Proses pendigitalan koleksi, implementasi sistem manajemen pustaka berbasis teknologi, dan platform peminjaman digital adalah contoh nyata bagaimana teknologi membentuk perubahan signifikan dalam struktur dan layanan perpustakaan.

Penulis : Violina Anatasya (Juara 1 Lomba Menulis Artikel Tentang Perpustakaan dalam Acara Pekan Library 2)

Editor   : Beni Adri Yassin

27 November 2023

Bertempat di Lantai 3 Gedung UPT.Perpustakaan Unand, 24 November 2023, Pekan Library 2 resmi ditutup. Dalam sambutannya, Yasir, Kepala UPT.Perpustakaan Unand menyebutkan bahwa kegiatan Pekan Library 2 ini berlangsung dengan aman dan lancar. Pekan Library 2 dapat dikatakan sukses dalam menyelenggarakan event pameran hibah buku mahasiswa, workshop anti korupsi dan literasi kepemimpinan serta lomba konten promosi dan lomba penulisan artikel perpustakaan digital. Kedepan beliau berharap agar Pekan Library selanjutnya ditingkatkan ke level nasional dengan kegiatan seminar nasional, lomba deklamasi puisi dan cerpen.

Sebelum acara penutupan dilakukan pemberian Anugerah Lomba Konten Promosi Perpustakaan dan Penulisan Artikel Perpustakaan Digital yang seluruhnya berjumlah 9 orang. Bertindak sebagai Juri dalam perlombaan tersebut adalah Marlini, Dosen Ilmu Perpustakaan dan Informasi Universitas Negeri Padang (UNP) dan Muhammad Subhan, Pegiat Literasi dan founder Sekolah Menulis elipsis. Acara diakhiri dengan foto bersama.

Editor  : B A Y