Items filtered by date: Februari 2019
22 Februari 2019 In Iswadi Syahrial Nupin
Sejarah  revolusi industri berawal pada abad ke 18 dengan penemuan mesin uap oleh James Watt. Penemuan mesin uap  yang berlanjut dengan ditemukannya kapal uap  menandai munculnya moda transportasi baru dibidang maritim. Penemuan listrik turut menandai kemunculan revolusi industri kedua.  Peralatan yang berkaitan dengan listrik seperti televisi mulai diciptakan dan diproduksi secara masal sampai munculnya revolusi Industri ketiga. Revolusi industri ketiga ditandai dengan penemuan komputer, internet dan telepon genggam. Timeline Revolusi Industri ketiga diawali pada dekade 60-an. Fokusnya berkaitan dengan otomatisasi proses produksi di dunia industri. Otomatisasi yang berkembang di dunia industri ditandai dengan implementasi piranti lunak komputer sebagai sarana mendesain motif T-Shirt atau kain sebelum diproduksi secara besar-besaran untuk kepentingan konsumen dalam dan luar negeri.
Revolusi Industri Keempat atau yang lazim ditulis dengan Revolution 4.0 (fourth point zero) sampai saat ini telah menjadi isu penting para pemerhati ekonomi dunia. Pada pertemuan tahunan Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum) pada Januari 2016 di Davos, Swiss, Revolusi Industri Keempat menjadi fokus utama pembahasan dan perdebatan. Sekurang-kurangnya ada tiga hal yang membedakan Revolusi Industri 4.0 dengan revolusi industri sebelumnya.
Tiga hal tersebutlah menjadi dasar mengapa transformasi yang terjadi saat ini bukan merupakan perpanjangan atau kelanjutan dari revolusi digital, melainkan menjadi revolusi transformasi baru (tersendiri), dengan alasan: Pertama, inovasi dapat dikembangkan dan menyebar jauh lebih cepat dibandingkan sebelumnya. Dengan kecepatan ini terjadi terobosan baru pada era sekarang, pada skala eksponensial, bukan pada skala linear; Kedua, penurunan biaya produksi yang marginal dan munculnya platform yang dapat menyatukan dan mengonsentrasikan beberapa bidang keilmuan yang terbukti meningkatkan output pekerjaan. Transformasi dapat menyebabkan perubahan pada seluruh system produksi, manajemen, dan tata kelola sebuah lembaga; Dan, ketiga, revolusi secara global ini akan berpengaruh besar dan terbentuk di hampir semua negara di dunia, di mana cakupan transformasi terjadi di setiap bidang industri dan dapat berdampak secara menyeluruh di banyak tempat.
Revolusi Industri 4.0 ini diprediksi akan terjadi pada tahun 2025. Kecerdasan buatan diberdayakan untuk menangani berbagai persoalan manusia yang berkaitan dengan kebutuhan informasi.  Menurut  Schwab dalam bukunya yang berjudul Fouth Industrial Revolution dikatakan bahwa kemajuan kecerdasan buatan dan otomatisasi dapat menggantikan tenaga kerja manusia secara keseluruhan. Ini berarti bahwa kebutuhan organisasi akan sumberdaya manusia akan mulai berkurang dan pekerjaan tersebut digantikan oleh teknologi robotik yang menggunakan kecerdasan buatan.
Adanya Revolusi Industri 4.0 akan berdampak langsung terhadap UPT.Perpustakaan Unand. Beberapa jasa layanan “diramalkan” akan digantikan perannya oleh teknologi robotik untuk memudahkan pekerjaan di UPT.Perpustakaan Unand. Berikut ini adalah jasa layanan di UPT.Perpustakaan Unand :
Pertama, jasa layanan sirkulasi. Jasa layanan ini erat kaitannya dengan peminjaman dan pengembalian koleksi buku. Layanan peminjaman dan pengembalian dapat digantikan oleh robot yang deprogram untuk melaksanakan peminjaman dan pengembalian. Pemustaka yang meminjam koleksi perpustakaan melalui Online Public Access Catalogue (OPAC) dapat mengirim pesan tertulis diinternet yang langsung dibaca oleh robot dan robot lain langsung mengambilkan koleksi ke rak yang ditentukan. Pengembalian koleksi dilaksanakan pemustaka secara mandiri melalui drop box yaitu kotak pengembalian buku yang berada di UPT.Perpustakaan Unand atau di PKM (Pusat Kegiatan Mahasiswa) Unand.  Apabila pemustaka dikenakan denda maka pemustaka cukup menscan kode QR yang langsung dapat mendebet rekeningnya di bank yang telah ditentukan.
Kegiatan shelving dilakukan oleh robot yang telah diprogram dengan kecerdasan buatan sehingga kecil kemungkinan koleksi yang dishelving masuk ke rak yang berbeda dari biasanya. Stock opname dan weeding dapat dilaksanakan dengan mudah tanpa hambatan birokrasi. Dalam mengimplementasikan teknologi robotik ini pemustaka tidak diperkenankan masuk ke bagian layanan ini karena system berubah menjadi close access (layanan tertutup}.
Kedua, Jasa Layanan Referensi. Pustakawan referen perannya akan digantikan oleh robot yang memiliki kemampuan mengetahui referensi ilmu pengetahuan dengan memanfaatkan Big Data yang didasari oleh Internet of Things (IoT).  Sebagai informasi dan perbandingan, robot juga dapat menjadi konsultan dalam menangani kasus hukum. Firma hokum Amerika Serikat BakerHostetler menyewa artificial intelligent yang dinamakan Ross untuk menangani kasus-kasus kepailitan. Dibidang Kedokteran Medical Departemen Anderson Cancer Center mempekerjakan IBM artificial intelligent yang dinamakan Watson untuk mendeteksi pasien kanker. Akurasi diagnosisnya sebesar 96 %.
Ketiga, Jasa Layanan keanggotaan. Pembuatan kartu anggota UPT.Perpustakaan Unand dapat dilakukan oleh robot. Robot yang dirancang sesuai kebutuhan dan deprogram dengan softwafe tertentu dapat membantu kegiatan di UPT.Perpustakaan Unand.  Sebagai informasi, robot yang dapat berbicara milik Softbank Jepang yang bernama Pepper dapat disewa seharga JPY 55.000 atau USD 55 perbulan yang lebih murah dari gaji manusia.
Keempat, Jasa Layanan Local Content. Jasa layanan local adalah jasa layanan yang berkaitan dengan pelayanan koleksi deposit Universitas Andalas seperti skripsi, tesis dan disertasi serta laporan penelitian. Petugas dan pustakawan yang bertugas dapat digantikan oleh robot yang memiliki kemampuan mengetahui mahasiswa yang melakukan mutilasi koleksi perpustakaan ketika baca skripsi ditempat karena robot yang ditempatkan di ruang local content terhubung dengan sistem sensor di ruang lokal content. Koleksi yang akan dibaca pemustaka terlebih dahulu dicari melalui OPAC. Setelah ditemukan selanjutnya mengirim pesan online kepada robot agar langsung dicarikan oleh robot yang bertugas diruang khusus yang memuat koleksi local content. Sistem pelayanan bersifat close access. Fotokopi dapat dilakukan oleh robot yang diprogram untuk memfotokopi skripsi.
Kelima, Jasa Layanan Koleksi Cadangan. Koleksi cadangan adalah satu eksemplar koleksi yang disediakan untuk baca ditempat. Koleksi ini adalah back up dari koleksi yang tersedia di bagian layanan sirkulasi. Tujuannya untuk mengantisipasi apabila koleksi yang tersedia dibagian sirkulasi atau banyak dipinjamkan maka pemustaka dapat membacanya dibagian koleksi cadangan. Petugas atau Pustakawan pada jasa layanan ini juga akan digantikan perannya oleh robot yang fungsinya hanya sebagai pengawas pemustaka yang mengakses informasi koleksi cadangan.
            Lantas apa tugas urgen pustakawan dalam meningkatkan kualitas jasa layanan di UPT.Perpustakaan Unand di era revolusi Industri 4.0 dimasa depan? Tugas pustakawan adalah menjadi manajer Big Data, Information Manager, Subject Specialist of Information dan agent of change. Oleh karena itu kemampuan pustakawan dalam media literacy, visual literacy, multicultural literacy, global awareness dan technology literacy yang didukung oleh pemahaman terhadap complex problem solving, creativity, curiousity, dan risk taking mutlak diperlukan. Saatnya pustakawan bekerja keras menuju Revolusi Industri 4.0. Labor omnia vincit, kerja mengatasi segalanya !