Print this page
Jumat, 19 Januari 2018 11:51

Jurnal Indonesia Masih Tertinggal Jauh di Scopus

Pada bulan Oktober 2017 yang lalu Scopus, pangkalan data milik Elsevier yang memuat abstrak dan sitiran artikel jurnal ilmiah, telah mengeluarkan daftar index journal ilmiah internasional, yang biasanya diterbitkan/diperbaharui 3 kali dalam 1 tahun. Dari daftar tersebut ada 23.507 jurnal yang statusnya masih aktif dari total 36.832 jurnal. Diterbitkan oleh penerbit dari berbagai negara di seluruh penjuru dunia.

Sebagaimana kita ketahui, daftar index yang dikeluarkan oleh Scopus menjadi standar rujukan jurnal internasional yang bereputasi. Seluruh jurnal yang terindex Scopus otomatis akan masuk ke dalam kategori 1 SINTA, sistem informasi penelitian berbasis web layaknya Scopus, yang diprakarsai oleh Direktur Jenderal Penguatan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Riset Teknologi dan Dikti Republik Indonesia.

Kalau dilihat dari negara asal penerbit, jurnal yang banyak terindex scopus berasal dari negara Amerika Serikat (United State) sebanyak 6.116 jurnal, dan di tempat kedua negara Inggris (United Kingdom) sebanyak 5.412 jurnal. Untuk wilayah Asia, terbitan terbanyak berasal dari negara China, disusul oleh India dan Jepang.

Lantas dimana posisi Indonesia? Ternyata baru 30 jurnal dari Indonesia yang terindex Scopus. Kita masih tertinggal jauh dibandingkan dengan negara tetangga. Untuk wilayah  Asia Tenggara, terbitan terbanyak berasal dari negara Singapura dengan 113 jurnal, disusul oleh Malaysia 80 jurnal. Kita hanya sedikit unggul dari Thailand yang baru 27 jurnalnya terindex Scopus.

Sebagian besar jurnal terbitan Indonesia berasal dari perguruan tinggi ternama di pulau Jawa, seperti ITB, UI, UGM dan IPB, serta IAES (Institute of Advanced Engineering and Science), komunitas peneliti perguruan tinggi dan lembaga riset yang berkolaborasi dalam melakukan penelitian. Sedangkan untuk perguruan tinggi di luar pulau Jawa belum ada satupun jurnalnya yang terindex scopus.

Read 6279 times